#Tantangan_Menulis_Hari_Ke_3

#Tantangan_Menulis_30_Hari

FIRASAT ISTRI

Dua belas tahun menjalani rumah tangga, suka dukanya bagai bumbu dapur, grafiknya naik turun bak pelana kuda. Manis jika di campur gula, asin bila ditambah garam. Panas jika dikompori, adem jika penuh dengan cinta, perhatian, kasih sayang dan pengertian.

Auna, wanita karir dan juga ibu rumah tangga dengan dua orang putra. Suaminya bekerja disalah satu perusahaan swasta di kota Mataram dan diamanahi sebagai kepala cabang.

Auna sangat percaya pada suaminya, tak pernah ada curiga sedikitpun jika suaminya punya wanita idaman lain. Hingga di tahun ke sembilan pernikahan mereka, Auana terbangun dari tidurnya seakan tak percaya dengan apa yang ada dimimpinya. Mencoba menutup mata kembali tapi tetap saja tidak bisa. Dihubungi ponsel suaminya tak ada jawaban, dan ketika dihubungi lagi malah di rijek. Auna semakin gelisah, “ada apa dengan suamiku, lindungi suamiku Ya Allah...” batin Auna.

Pagi pun tiba, Auna kembali menghubungi suaminya. Tetap tak ada jawaban. “Ini kan hari Sabtu, kenapa gak ada jawaban...?” pikirnya. Auna pun berusaha menenangkan diri dengan sibuk di dapur dan mengurus kedua anaknya. Rutinitas yang dilakukan selama sabtu minggu menghabiskan waktu bersama kedua anaknya.

Senin sebelum berangkat kerja, Auna mencoba menghubungi suaminya, seperti biasa anak-anaknya sebelum berangkat sekolah wajib bicara dengan Papanya lewat Vidio Call.

“Maaf Ma... dua hari kemrin HP Papa ketinggalan di kantor.”

“Pantesan aja dihubungi gak dijawab dan langsung mati HP papa. Papa baik – baik aja kan ?” jawab Auna.

“Baik Ma...” Mama baik-baik ya sama anak – anak.”

“Iya Pa.. Papa juga jaga diri.” Jawab Auna mengakhiri pembicaraan.

Hari berganti, hampir tiap malam mimpi yang sama menghampiri. “Pertanda apa Ya Allah ?” tanya Auna dalam hati.

Dalam sebulan, dua kali suaminya wajib pulang ke Makassar untuk melepas rindu bersama keluarga. Keloukangan suaminya kali ini di manfaatkan sebaik baiknya. Auna memang tidak biasa jauh dari suaminya, momen kepulangan suaminya kali ini dimanfaatkan sebaik-baiknya untuknya dan kedua anaknya. Entah mengapa Auna merasa tak ingin suaminya kembali ke Mataram, Auna tak ingin ditinggal lagi.

Malam kelam bagi Auna yang tidak bisa dilupakannya. Saat tiba dirumah, setelah mereka pulang dari makan malam di sebuah restoran kecil kesukaan mereka. Tiba – tiba saja Auna dikejutkan melalui pesan singkat WA yang masuk di HP suaminya. Gemetar, tak sanggup Auna beranjak dari tempat duduknya. Air mata yang berusaha di bendung meluap, membanjiri paras cantik ibu dua orang anak. Ingin marah, memaki dan meluapkan emosinya langsung pada suaminya tapi Auna tak berdaya. Auna masih berfikir jernih, ada anaknya yang akan mendengar pertengkaran mereka jika mereka ribut. “Ya Allah... berat ujianmu ini” batin Auna memohon untuk dikuatkan.

Suaminya baru saja selesai membersihkan diri dan mendapati Auna menangis sejadinya. Didekatinya dan mencoba bertanya ada apa. Belum sempat Rayhan bertanya, terjawab sudah.

“Ma...maafkan papa.” Suaminya memulai pembicaraan sambil menenangkan Auna dengan suara pelan agar anak-anak tidak mendengar pertengkaran mereka.

“Kenapa Pa... Apa kurangnya Mama..., Salah Mama apa... Tega Papa...” Jawab Auna sambil terisak mencoba untuk tidak bersuara besar.

“Sekali lagi Papa minta maaf Ma... Papa khilaf” jawab suaminya dengan rasa bersalah.

“Siapa perempuan itu, kenal dimana sejak kapan dan sudah berapa lama ?” tanya Auna.

Suaminya pun menjelaskan siapa perempuan yang sudah dinikahinya secara siri.