Heran

Tidak terasa malam pun tiba, saya seharian stay at home bukan work from home. Kali pertama betah berlama lama di rumah. Perut pun mulai membunyikan sinyal kegaduhan dan tidak mau kompromi. Jam di HP menunjukkan 20.15, seharian saya memang belum makan si kecil berwarna putih bersama lauk dan sayurnya.

Memberanikan diri keluar hampir di jam malam, berharap tidak ada sweeping di tengah jalan. Sepanjang jalan Hertasning agak sepi dari biasanya. Bebas rasanya menikmati jalan yang lengang ini. Tujuanku keluar menuju jalan Nusantara untuk membeli Coto, karena sejak beberapa hari yang lalu hingga malam ini yang ada di pikiranku hanyalah Coto Nusantara.

Begitu tiba di ujung Hertasning menuju jalan pettarani pikiranku berubah, sepertinya tidak mungkin jam segini penjual cotonya masih buka. Jadi kuputuskan menunda makan Coto dan menggantinya dengan Pallu basa yang berada di jalan serigala. Yang penting ada daging dagingnya.

Tiba juga di tempat makan Pallu basa serigala, Pallu basa serigala ini bukan daging serigala. Tapi nama jalan dimana Rumah makan ini berada di jalan serigala. Kuparkir motorku di seberang jalan khusu tempat parkir motor. Dari jauh kulihat masih ramai pengunjung yang makan di tempat ini.

Yang bikin saya heran. begitu masuk pengunjung yang makan di tempat itu satu persatu menatap ke arahku. Apa ada yang aneh dengan ku pikirku. Dan kulihat dirikui sambil berjalan ke arah kasir untuk memesan pallubasa yang akan ku bungkus. Mulai dari kaki, kulihat kakiku memakai kaos kaki dengan alas sendal jepit merek swallow berwarna ungu. Sepasang piyama yang melekat di badanku dan kututupi dengan jaket dan jilbab. Tak lupa pelindung mulut dan hidung menggunakan masker.

#TantanganMenulisHariKe_3

#UntukYangBaca

#TinggalkanJejakDiKolomKomentar😊