Desrianti

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Kesabaran Lala bag 13

Perasaan Lala mulai tak enak. Dia sangat sedih melihat burung kesayangannya tidak ditemukan. Ada rasa sesal dan sedih yang dirasakannya. Perasaan menyesal seandainya tadi dia tidak meninggalkan burung kesayangannya sendirian. Tentu ia tidak akan hilang. Lala berlari kian kemari sambil memanggil burung kesayangannya." Hai kasih....kasih...kasih...kamu dimana. Kamu jangan bersembunyi ayo segera keluar dari persembunyian mu. Aku tidak akan pernah lagi untuk meninggalkanmu. Kemanapun, dengan siapapun aku pergi dan bermain nantinya kamu pasti akan selalu kubawa. Sekarang ayo datang kesini lagi Kasih. Aku tidak mau kehilanganmu. Jika kamu pergi meninggalkanku siapakah yang akan menjadi teman setiaku di malam hari.". ucap Lala sambil berlari kecil mencari burung kesayangannya di antara pohon-pohon kecil yang ada disekitarnya.

Tiba-tiba dari kejauhan terdengar lah teriakan Rani memanggil teman-temannya."Hai teman-teman.... Hai teman-teman.... Hai teman-teman, ayo ke sini cepat lihatlah burung Lala sedang bertengger di atas ranting pohon nangka. Awas teman-teman jangan bersuara. Nanti burung ini merasa terganggu dan terbang. Jangan semuanya mendekat ke sini. Biarkan lah saja Lala dan aku yang datang menangkap burung ini". Hati Lala sangat senang dan gembira sekali. Karena burung kesayangannya telah ditemukan. Ternyata tidak mudah untuk menangkap kasih. Sebab Kasih bertengkar di ranting yang sangat kecil. Jadi Lala dan teman-temannya kesulitan untuk menangkap kasih. Setelah terus berusaha untuk menangkap burung kesayangannya. Namun burung kesayangan Lala tidak juga bisa ditangkap. Karena burung itu tidak dapat terbang dengan sendirinya. Hati Lala pun merasa penasaran kenapa burungnya bisa bertengger di atas ranting itu. Padahal satu kakinya tidak bisa lagi digerakkan.

Lala mendengar teriakan Titin. "Lala...Lala....Lala.... Awas burung itu mau jatuh. Ayo cepet ditangkap, nanti burungnya terjatuh. Kita kasihan seandainya burung itu tidak tertangkap nantinya. Tentu dia akan cedera". Teriak Titin memanggil Lala. Dengan spontan Lala menengadah ke atas dan langsung menangkap kaki burung kesayangannya. Lala tersenyum memandang burung kesayangannya tidak cidera. Lala hanya mengelus-elus kaki si kasih burung kesayangannya. Lala tidak ingin si Kasih mengalami cidera seperti kakinya seperti saat sekarang ini. Lala berjanji akan selalu menjadi teman terbaik bagi Kasih burung kesayangannya

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Salam literasi

24 Sep
Balas

Keren ceritanya bund. Sangat menginspirasi. Salam sukses selalu bund.

23 Sep
Balas



search

New Post