Kesabaran Lala bag 8
Mendengar perkataan Lala hati terasa hancur sekali ia tidak menyangka anaknya akan berkata seperti itu. Padahal dia selalu memberi pengertian kepada Lala untuk tidak merasa bersedih hati. Bu Aminah merasa usahanya untuk menjadikan Lala seorang anak yang berhati ikhlas belum juga tercapai. Setiap untaian kata yang keluar dari mulut Lala tentang ayahnya menjadi cambuk dan penyesalan tersendiri oleh Bu Aminah. "Nak kamu tidak boleh berkata seperti itu, walau bagaimanapun ayahmu merupakan manusia terbaik yang pernah ada bagi kita. Sebenarnya ayahmu itu bukanlah lupa kepada kita nak, tetapi mungkin ayahmu belum ada uang untuk pulang ke kampung. Mungkin juga ayahmu belum ada waktu untuk dapat menemui kita. Satu hal yang harus kita lakukan adalah selalu berdoa agar ayahmu pulang ke rumah". Ucap Bu Aminah sambil memeluk Lala.
Mendengar penjelasan dan melihat raut wajah ibunya, Lala merasa sangat sedih sekali ia merasa berdosa telah melukai hati ibunya tercinta. Lala juga merasa bahwa ia telah menjadi anak yang terlalu banyak menuntut kepada orang tuanya. Sebenarnya di dalam lubuk hati Lala yang paling dalam ada kerinduan yang memuncak untuk dapat segera bertemu dengan ayahnya tercinta. Di saat senja menjelang Lala melihat gadis seusianya diantar oleh ayah mereka menuju masjid. Sementara Lala hanya berjalan dalam kesendirian dan Kesunyian. Hanya seekor kucing yang diberinya nama Cantika, yang selalu menemani Lala sampai di gerbang masjid tempatnya biasa mengaji."bung maafkanlah labu, Lala tidak bermaksud membuat hati ibu terluka. Lala pun hanya ingin bertemu dengan ayah tercinta. Berangkulan bahkan digendong oleh ayah. Lala tidak pernah menyesali apa yang terjadi karena Lala tahu takdir itu sudah diatur oleh Allah SWT. Mulai sekarang Lala tidak akan pernah lagi menanyakan keberadaan ayah kepada Ibu. Lala tidak ingin Ibu bersedih, apalagi Ibu menangis'. Ucap Lala sambil tetap memeluk ibunya
Beberapa saat Lala dan ibunya saling berpelukan. Tiba-tiba Lala tertawa terbahak-bahak ibunya pun merasa keheranan. Merasa heran Melihat putri kesayangannya tertawa secara tiba-tiba. Ternyata Lala melihat seekor monyet di rumah tetangga. Monyet tersebut menatap kepada Lala dan ibunya sambil memakan pisang. Monyet tersebut seakan mengerti apa yang dirasakan Lala. Ia pun duduk termenung sambil menatap sedih kepada Lala. Melihat Lala terus termenung monyet pun berusaha untuk menghiburnya. Ia melompat ke sana kemari sambil menggoyangkan pantatnya kepada Lala. Sesekali monyet itu akan menjulurkan lidahnya seperti sedang menertawakan Lala. Lala hanya bisa tertawa melihat tingkah laku si Cantika ini. monyet Cantika merupakan seekor monyet yang sangat hobi berdandan. Beberapa tahun yang lalu majikan yang punya rumah tersebut meninggal dunia sehingga si monyet cantik hanya dipelihara oleh seorang kakek tua, biasanya kami memanggilnya Pak Tua.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar