Senyuman Sang Bingkai Hati

Hari ini adalah hari si sulung anakku mengikuti tes di sebuah perusahaan ternama di Batam. Perusahaan tersebut adalah idaman anakku untuk dapat bekerja di sana. Tak henti hentinya doa aku panjatkan agar dia dapat bekerja di tempat yang diinginkannya. Waktu pun berlalu dengan perasaan berdebar, aku menunggu telepon darinya. Sampai hari beranjak senja tidak ada deringan telepon yang kuterima dari si sulung.

Kepasrahan melanda hati ini, mungkin belum saatnya anakku mendapatkan pekerjaan di tempat yang sangat diinginkannya. Di tempatnya tersebut secara finansial sungguh sangat memadai. Namun yang diinginkan tersebut belum juga berada dalam genggamannya. Kepastian untuk dia dapat diterima pun belum datang. Sampai siap shalat magrib aku masih menunggu berita dari anakku. Sebuah kerinduan mendengarkan berita indah hari ini..

Alhamdulillah keesokan harinya selesai aku shalat Maghrib aku menerima telepon darinya. Dengan nada girang dan riang gembira ia menyatakan bahwa diterima di perusahaan tersebut. Tak dapat ku ucapkan sepatah kata pun kepadanya. Hanya rasa syukur yang dapat kupanjatkan kepada Sang penguasa Alhamdulillah berulang kali ku ucapkan. Senyuman indah membingkai hati in.i Rasa senang yang luar biasa tergores dalam jiwa. Tak lupa sebuah pesan singkat kusampaikan agar ia jangan sampai lupa kepada sang penciptanya.