Raut lelah terpancar dari wajah perempuan yang berjilab dongker tersebut. Dibalik semua itu ia memiliki satu cita-cita yang belum sempat terwujud, dikarenakan ia memulai karier sebagai pengajar A, B, C, dan D di salah satu Sekolah Menengah Atas di Kabupaten Bungo. Selain itu ia juga memulai mengarungi bahtera rumah tangga. Sehingga cita-cita yang selama ini ia idamkan pupus sudah untuk diwujudkan karena dimakan kesibukan sebagai pengajar dan ibu rumah tangga.

Pada tanggal 19 Desember 2019 ada seberkas kebahagiaan yang akan ia alami. Karena pada hari tersebut ia mendengar berita bahwa gurusiana akan mengadakan lagi kegiatan SAGUSABU angkatan ke-2 di Kabupaten Bungo. Maka pada hari tersebut ia langsung mendaftarkan diri sebagai salah satu peserta SAGUSABU.

09 Maret 2019 kegiatan terserbut dilaksanakan dengan peserta yang bergitu banyak dari seluruh kabupaten. SAGUSABU ini juga menyediakan bazar buku bagi guru yang ingin mempromosikan buku hasil karya mereka. Ia bertemu dengan banyak orang yang membuat semangatnya semakin menggebu-gebu. Bertemu dengan teman-teman lama yang sudah bertahun-tahun tidak bersua dan teman-teman yang baru dijumpai pada acara tersebut. Mereka semua memiliki satu tujuan, yakni ingin mempelajari bagai mana cara menulis, sehigga hasil tulisan tersebut menjadi sebuah buku.

SAGUSABU hari pertama berjalan dengan sangat menyenangkan, tetapi dipenuhi beban. Hal ini terjadi karena tuntutan menulis yang begitu banyak. Perasaan ini muncul karena kebiasaan menulis yang telah lama ditinggalkan. Hingga untuk memulai kegiatan tersebut sangat sulit dan butuh perjuangan.

Sunguh membahagiakan, walaupun dengan susah payah dan keterpaksaan, produk SAGUSABU nampak begitu nyata di depan mata, yang membuat semangat kian menggebu untuk menyongsong hari ke-2. Bismillahirrohmanirrohiim mudah-mudahan SAGUSABU membuahkan sebuah produk yang nyata.

Penulis adalah alumni SAGUSABU angkatan ke-2 Kabupaten Bungo.