Hikayat rasa tentang puisi receh yang ingin di nilai(ayo jangan lupa beri kritik dan saran)
ATM
(Aku telah memilih cinta)
Bila kau mau tau tentang risalah cinta
Tengok saja diriku yang tak mampu melawan rasa
Meski aku coba samarkan tapi semakin merajalela
Namun tetap saja tak mampu melenyapkan rasa
Begitu pula dengan percikan kenangan saat itu
Semakin ronta
Dan langit pun menjadi saksi bisu nya
Serta sinar tak mampu menyilaukan cahayanya
Hmm..
Ya aku telah memilih cinta untuk dirinya
Tapi tidak untuk dia
Maukah kau merasakan pilu hati ini?
Ah pasti kau berkata tak ingin itu bukan urusanku
Ya ini urusan hidupku
Tapi kau terlibat pula di dalam ceritanya
Ini nyata adanya
Menyesakan saat mengingatnya
Lha, apa mau mu?
Jika niatmu hanya untuk berlalu lalang untuk meninggalkan rasa
Mengapa engkau datang?
Tiada guna membuatku tertawa itu hanya menyiksaku
Mengapa engkau bertingkah seakan selalu ada
Hingga aku terbuai atas keyakinan ini
Lha, apa mau mu sebenarnya?
Apa kau main-main saja denganku
Seperti game online yang selalu mainkan
Kenapa duniamu membuat cinta rumit ini
Hingga kamu berhasil memanipulasi yang terjadi
Lalu aku tertipu masuk dalam perangkapmu
Hingga timbul goresan yang seharusnya tak ada
Lalu yang jadi pertanyaan
Mau kemana lagi kau melangkah?
Mau kemana lagi kau singgah?
Sedangkan dirimu hanya senang bermain-main saja!
Benih rasa luka
Bayangan mu tak tak terpintas lagi
Jejak mu tak terlihat lagi
Kabar mu pun tak ku temukan
Seperti nya kau terhempas angin kah?
Aku akui dengan cara melepasmu
Semua akan baik-baik saja
Ohh.. nyatanya tidak
Sempat aku tepuruk dalam sunyi
Entah apa maksud semua ini
Engkau menanam kan benih rasa luka
Seperti kopi yang terlihat hitam
Tapi enak untuk di teguk
Apalagi dirimu manis untuk di kenang
Tenggelamnya rasa sayang ini
Bersama manisnya kopi
Kopi yang diracik gula
Dan kau aku racikan dengan kebencian!
Layar 4,9 inci
(hampir sempurna)
Aku pernah jatuh cinta berulang kali
Tapi lain dengan yang ini
Cinta yang entah akan aku bawa kemana?
Aku terlalu dini untuk memahami kata cinta
Aku terlalu labil untuk mengerti kata cinta
Aku tak begitu paham arti cinta
Aku sudah berada di titik jenuh
Dimana setiap hubungan tercampur dusta
Dimana semua menjadi sebuah cerita belaka
Wahai sayangku berharap hadir
Datang dalam relungan hati
Jiwa yang sepi sunyi dalam hati
Sepi menanti kehadirannya
Dalam layar 4,9 inci aku menemukan mu
Mataku menangkap jelas identitas mu
Hatiku mendadak mengerutu
Ingin kenal akan sosok dirimu
Tanpa banyak basa-basi
“Hai”,begitulah aku menyapamu bersama emoticon senyum
Aku menunggu balasan selama 30 menit
Sampai padangan ku tak lepas dari fotomu
Dan kau akhirnya membalasnya
Menit demi menit hari demi hari
Bulan demi bulan tahun demi tahun
Kau menghatarkan keyakinan ketertarikan aku untuk memiliki mu.
Kenyamanan setiap harinya yang kau berikan
Kini terlihat jelas di benakku
Aku ingin memiliki nya
Sekarang! Tidak untuk esok maupun lusa
Aku menikmati kegelisahan dan kegugupan ini
Terlanjur melekat di kehidupan ku
Kini aku besahabat dengan waktu
Secepat apa pun waktu bergulir
Tapi aku yakin kan kita bisa berada
Diakhir waktu secara bersamaan
Hei, tunggu dulu!
Nona,boleh kah aku menyapa mu?
Nona, boleh aku mengenal mu?
Ayolah jangan takut padaku
Aku takan menerkam mu
Hei tunggu dulu !
Mau kemana kau?
Tenang aku tau diri tak sebanding denganmu
Aku hanya ingin tau nama mu
Keluguanmu membuatku terbinar-binar
Seperti layaknya bertemu idola
Hah idola ?
Iya idola hati..
Kenal kan aku adalah pengangum rahasia mu!
Ah,sudahlah
Inginku berucap pada gadis bernama Roro
Bilamana aku menaruh harapan padanya
Namun, ah sudahlah dia anak dewan
Sedang aku hanya anak desa penjual putu
Ingin aku bersapa hay padanya
Saat ia pulang sekolang di pinggir tanjakan itu
Namun juga ah sudahlah ia bersama teman nya
Yang pasti dia malu
Jelas dia anak terpandang
Ingin aku memangil namanya
Roro,bukan rara atau pun riri ..ruru..rere
Itu adalah ejaan anak TK saat belajar membaca
Terlihat dari wajahnya dan lembut suaranya
Dia asli solo bukan menado
Namun lagi-lagi terlalu sayang
Solo jauh dari pandangan
Ketika emak meminta aku untuk ke bali
Tempat kelahiran serta pembesaran dirinya
Dengan alasan pasti
Mendapatkan warisan
Hingga pada akhir cerita
Aku dipertemukan dengan sosok manisnya
Namun lagi-lagi ah sudahlah aku hanya anak putu bali
Yang tak mampu melawan rasa
Tersayat saat ucap kata "jenuh"
Terlepas dalam kisah asmara
Sembunyi terselubung rasa rindu
Menekan rasa untuk bertemu
Bersama bisikan angin tiada arah
Ingatan ku tak luput dari wajahnya
Tersayat saat ucap kata “jenuh” dari bibirnya
Tiada rasa lagi selain kecewa dengan jarak
Karena memberikan beban jaraklah alasannya
Dengan lantangaku berkata pada nya
Atau jangan-jangan ...
Apa mungkin ini indikasi kebohonganmu
Menghalalkan segala cara untuk melepaskan ku
Memberikan pengakuan seharusnya tak diungkap kan
Terdampar di labirin harapan
Ketika dingin menusuk jiwa
Kehangatan tentang rindu musnah
Mulut terbungkam tanpa bahasa
Mata menjadi sayup
Dan air mata mulai menetes
Andai aku mampu menahan rasa gejolak jiwa
Raga yang bernaung ingin kembali bersama
Pasti tak akan ada kata kecewa
Dalam sebuah harapan yang berujung ini
Aku terdampar di labirin harapan
Berputar-putar mencari keyakinan
Namun harapan yang kucari sirna
Hanya lah omongan belaka sampai beradu mulut
Yang mana aku kalah akan debat sengit
Sehingga aku terjerumus kehancuran
Engkau menang dengan memberi bekas
Bekas luka menggores terlihat jelas
Jelas adanya jejak tentangmu
Jelas aku goreskan itu dalam sebuah kisah
Kisah hidup yang menjadi sengketa
Sengketa hati memperebutkan dirimu
Adek berjilbab biru
Oy,adek berjilbab biru
Siapa nama kau dek?
Abang naksir kau dek
Wajah ayu manis nan menggoda
Badan langsing layaknya selebriti
Senyum nan aduhai mempesona
Mata elok nan di pandang
Oy,adek dapat salam dari calon imam
Kalau kita berjodoh boleh tak emak bapak berkunjung
Abang pinang kau dengan bismillah
Kalau berlanjut ke pelaminan
Salam-salaman jadi pengantin baru
Pengantin ayu nan ratu sejagat
Nah,abang jadi raja nya
Oy,adek tenanglah abang cinta tulus
Walaupun duit pas-pasan
Tapi hati tak pernah bohong
Yang penting abang setia
tanpa nama
Hey,kau manis ...
Mata bulat seperti bola pingpong
Alangkah manisnya di pandang
Layaknya arum manis
Hey,kau manis ...
Siapa nama ayah ibu ?
Biarkan saja aku berkunjung
Agar kau bisa jadi calon besan untuk emak-bapak ku
Hey,kau manis ...
Apa makanan kesukaanmu?
Tempe orek kah?
Jika ia biarkan aku memesan banyak untukmu serta juru masaknya
Hey,kau manis ...
Lihatlah aku disini!
Aku yang sembunyi menaruh harapan padamu
Dan aku pula yang memberi mawar berduri itu
Hey,kau manis ..
Pipi bulat layaknya bapau
Aku takan menyakitimu
Aku hanya ingin menikmati senyuman mu
Saat kau menerima mawar berduri itu
Kenalkan aku si tanpa nama yang manis yang rupawan.
Aku,bukan
Aku bukan,kapten amerika yang kuat melawan musuh
Aku pun bukan, anak band yang di minati para gadis
Aku hanya anak kemarin sore,baru jatuh cinta
Aku hanya anak desa,emak bapak ku petani
Dan aku pun bukan dilan panglima tempur
Kerja ku hanya memegang cangkul
Aku bukan oppa korea yang keren di pandang
Wajahku hanya pas-pasan layaknya hidupku
Aku bukan rompis yang romantis
Dan aku pun bukan selebriti bergelimangan kemewahan
Aku hanya bisa memastikan selalu ada
Aku pun hanya mengajarkan tentang rasa yang tulus
Namun, tenang aku tak memaksa
Biarlah rasa ini mengalir adanya
Walaupun kau tak suka biarlah
Ini urusan ku bukan urusan mu
Seperti tersambar petir
Waktu di tengah konser itu
Aku menemukan dirimu
Berdiri paling depan
Dengan bersorak paling keras
Mataku tertuju pada nya
Dia yang lincah
Gayanya yang anggun
Tingkahnya yang menggemaskan
Dag di dug saat melihatnya
Menandakan aku merasakan gelora asmara
Rasa yang tak biasa
tiba-tiba hadir begitu saja
Dan rasanya seperti tersambar petir hatiku
Saat teman dekatku mengenalkanku padamu
Apalagi saat kita berjabatan tangan kau tersenyum
Itu rasanya seluruh badan ku bergemetar
Layaknya aku mengalami tremor
Gerimis mengundang tangis
Tepat malam minggu itu
Rintik-rintik air turun dari langit
Gerimis pun mulai datang dengan awetnya
Teringat seperti kisah cinta yang kandas
Harus kah aku memberi formalin?
Agar cinta dan sayang mu awet
Rinduku semakin awet padanya
Apalagi teringat kejadian lama itu
Kau mengetuk jendela kamar ku
Hanya untuk mengatakan “selamat tidur”
Sesak tangis kurasakan
Saat mengingat kisah itu
Sekarang aku hanya bisa menulis namanu
Di balik kaca yang berembun
Tapi tidak di dalam sanubariku
Gerimis di sore ini memang indah
Saat usai pelangi datang
Seperti hal nya cintaku yang usai
Ada lembaran baru untuk hati yang kosong
Iqro
(bacalah)
Hai, alumni hati
Apa kabar mu?
Lama tak ada berita
Lama pula tak jumpa
Apakah kau masih ingat aku?
aku wanita yang dulu memujamu
aku pun wanita yang terlupakan
jika ingat tenang ya,
aku tak akan mengusik lembaran mu
aku hanya ingin menyapa mu
dan aku hanya ingin tau kabar mu
bila kau sempat bacalah surat ini
tidak wajib ko cuman sunah
kapan pun boleh kau membaca nya
aku hanya ingin tau kabarmu
salam damai untuk dirimu
lelaki yang sempat memujiku.
terhalang sinyal
Demi cintaku padamu
Gunung pun akan ku hadapi
Laut pun akan ku sebrangi
Walau lelah jiwa dan raga ini
Kau bakar jiwaku dengan api asmara
Walaupun terkadang terhalang sinyal
Yang tiba-tiba menghilang tak jelas
Tetapi kau sudah membuai hatiku
Seiring berlalunya waktu
Ini bukan sekedar rasa memikirkan
Ini sekedar mimpi
Yang aku hanya ingin melihat wajahmu selalu di sampingku
Wajahmu yang lebih indah dari sekedar bunga
Rasa ini mekar sendirinya seperti bunga
Bunga yang harum membuat ku berwarna
Akan ku hadapi semua resiko mencintaimu
Derita cinta
Sudah semua kata ku ungkapkan
Sudah ku rangkai banyak bunga untukmu
Sudah ku berikan senyum termanis ku padamu
Ini cinta bukan sekedar rasa
Yang dapat di hitung dengan angka
Luka terdalam menjadi kesedihan
Iklas yang aku harus terima
Hati ku patah lagi dan lagi
Karena kau hancurkan harapan ku
Hanya dengan satu kedipan mata saja
Mengapa ini terjadi lagi padaku?
Derita cinta yang tak usai
Perpisahan yang mengakhiri
Tangis yang aku hadapi
Rindu yang tak berujung
Sepasang sepatu
Bila sudah bosan bilang saja
Bila kau mulai malas padaku bicaralah
Ini hati bukan untuk coba-coba
Jadi tolonglah jujur padaku
Tak usah ada kedustaan diantara kita
Jika sudah tak cocok sudahilah
Aku menerimanya
Dari pada kau bersandiwara
Ingat!
Layaknya sepatu harus cocok kiri dan kanan
Jika berbeda dia tidak akan serasi
Seperti hal cintamu padaku
Jika sudah tak ingin berjuang mundurlah!
Aku terima lapang dada
Walaupun akan aku terima resiko sakit itu.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar