Suami Pengganti. 2
Tagur 315
Suami Pengganti. 2
Membelah malam mengitari bukit hingga menembus seluruh pelosok desa agar sampai di kota yang sedang Toha incar. Berharap asa agar putra kebanggaannya mampu melebur rasa hingga kembali kepelukan keluarga dan menutupi aib buruk yang akan terjadi jika saja Ari menolak perjodohan diujung akad akan digelar.
Hujan badai menerpa perjalanan suami istri tersebut. Namun semua terbawa arus kuat demi menjemput putra kebanggaan. Berkali-kali Ani menghubungi Ari namun tak pernah sekalipun ia angkat.
"Mas, bagaimana jika kita tidak menemukan Ari. Apa yang akan kita katakan kepada keluarga Hanum. Dan tidak terbayang olehku apa yang akan masyarakat katakan tentang keluarga kita?" wajah Ani penuh beribu pertanyaan di benaknya. Ia tipikal wanita yang tidak bisa dibebani sedikit masalah saja. Apalagi ini masalahyang amat besar.
"Sudahlah sayang, jangan risau. Tetap berdoa. Yakinkan bahwa Allah akan melindungi kita. Jika memang pernikahan ini batal. Pasti akan ada hikmah dibalik semua ini. Jangan goyahkan imanmu. Ini hanya segelintir ujian dunia,"Toha megusap pundak kanan istrinya sambil menyetir dan ia menggenggam tangan Ani agar sedikit reda.
Toha menyetir mobil dengan kelajuan sedikit lamban. Jalanan licin serta tikungan tajam membuat ia sedikit gugup. Belum lagi ditambah beban masalah yang ia pikul.
Jam sudah menunjukkan pukul 04.00 pagi. Toha menepikan mobilnya di halaman parkir sebuah hotel ternama di kota xx. Segala penat,letih serta kantuk ia tompangkan diatas pundak. Tidak sempat memejamkan mata Ani segera membersihkan diri dan bersiap menunaikan salat subuh. Dengan sekeras hati ia melarang Toha untuk memejamkan mata walau sejenak.
"Mas, jangan tidur. Segeralah mandi lalu kita salat bersama. Tidak usah menunggu pelayan hotel menyugukan sarapan untuk kita, sehabis salat kita langsung mencari Ari ke kontrakan mas. Pokoknya dalam sehari ini kita harus menemukannya.Waktu kita hanya malam ini dan malam esok."
Tanpa membantah sedikitpun Toha melaksanakan anjuran istrinya. Toha sangat paham akan tabiat Ani. Jika menginginkan sesuatu harus segera didapatkan.
Pagi sudah menyingsing, sepasang suami istri itu menyusuri jalanan yang agak lengang. Angin berhembus sepoi-sepoi. Daun kering berjatuhan menemani perjalanan mereka. Berputar mengitari kota xx agar menemukan keberadaan Ari. Hingga akhirnya Ani dan Toha sampai di rumah kontrakan Ari. Sesampai disana mereka tidak menemukan putrannya. Sesama kawan kos Ari memberi pernyataan bahwa Ari sudah hampir 3 bulan tidak menghuni kontrakan ini, namun ia masih tetap mengajar dikampus xx. Hanya saja tidak ada yang tahu keberadaan pasti Ari.
"Tolong, jangan kalian sembunyikan keberadaan anak saya. Nyawa saya ada saat ini tergantung kehadirannya. Saya pastikan sesuatu yang buruk terjadi terhadap kalian yang berbohong kepada saya,"Ani mengancam kepada semua warga kos.
"Jika tante tidak percaya silahkan geledahi seisi kosan ini. Jika tante menemukannya saya yang akan mengantarkannya sampai ke jenjang rumah tante," Fajar mulai terpancing emosinya menyikapi sikap Ani yang kurang sopan terhadapnya selaku pemilik kontrakan ini.
Toha menarik tangan istrinya, dan membawanya keluar dari kontrakan tersebut dan melanjutkan pencarian ke kampus tempat Ari mengajar. Sebelumnya mereka sarapan terlebih dahulu. Ditempat sarapan mereka bertemu dengan sekelompok mahasiswa. Dari awal hingga akhir Toha dan Ani menguping pembicaraan mereka. Ternyata Ari adalah dosen pembimbingnya dan akan berkonsultasi sore ini di kampus.
"Iya Nad, saya sudah menghubungi pak Ari. Beliau jam 16.00 bisa membimbing skripsi kita. Dan saat ini beliau tidak bisa datang kekampus," salah satu percakapan yang Toha tangkap.
"Maaf nak, apa bapak bisa minta nomor Ari dosen kalian?" pinta Toha.
"Maaf pak, bukannya kami kurang percaya. Jika memang bapak orang tuanya, tentunya bapak lebih tahu mendetal soal anak bapak. Maaf kami tidak bisa memberikan nomor pak Ari ke sembarang orang. Jika bapak ingin bertemu dengannya,nanti sore kami janjian dengan beliau di aula kampus fakultas keguruan,"saut Nadia.
Bersambung, 21 Januari 2021
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Kereeen cerpennya, Bunda. Salam literasi
Salam literasi pak. Terima kash pak
Ditunggu lanjutannya, kerenn Bu
Mkshh ibuk
Keren
Mkshh bu
Siip kisahnya..lanjut, Bu.
Mkshh ibu, lama kita tdk jumpa dalam komentr ya bu