#Tagur 49 #

Perjalanan

Penulis : Deswati, M.Pd

Pekatnya malam berhiasan lampu. Mobil tua masih energik melaju dengan kecepatan pasti perkilo jam. Tak sedikitpun terpikir jalanan yang aku tempuh mendapat rintangan.

Aku merasa lega, sore jam 18.00 sudah menikmati lurusnya badanku yang berbaring di hamparan tilamku yang sudah usang. Dengkuran Paksu di samping menambah rasa sayang dan kasih padanya. Sama sama merasakan lelah dan telah menikmati indahnya perjalanan bersama.

Sulung dan bungsu tertawa lepas. Mereka asyik dengan Android. Terkekeh kekeh entah apa yang mereka tonton dari gawainya. Tak ada rasa penat sehingga masih sibuk dengan mainan.

Kampung tengah mengingatkan bahwa siang mendekat. Kendaraan berhenti dan paksu order nasi bungkus. Maklum keluarga besar banyak tak sukanya. Janji untuk "bakelah" janji makan bersama lesehan di tempat yang teduh bersama disiang dalam perjalanan melelahkan tapi mengasyikan.

Tempat bakelah sudah dapat. Tiba tiba telp dari Meri "Mobil naik suhu panasnya" mati tidak mau distarter dan mati. Buyar lamunanku hari ini. Artinya rencana menikmati kelelahan dirumah masih ditunda oleh Allah. Aku dan keluarga bertahan untuk mobil sampai beres dari bengkel. Allah maha baik. Siang mobil rusak tak apa kalau malam gimana ya. Tentunya jadi kacau.

Ternyata kita manusia yang berencana tapi Allah yang menentukan. Insyaflah diri, jangan suka menanrgetkan sesuatu dengan kemampuan. Adakalanya kandas ditengah jalan karena tidak izin Allah.Manusia tidak perlu sombong, karena Allah sudah tahu kemampuan setiap orang

Pekanbaru, 20 Februari 2022