Hari ini tidak ada peristiwa atau kejadian istimewa yang bisa dijadikan bahan tulisan. Saya bingung mau menulis apalagi. Sepertinya tidak ada kata atau kalimat yang belum saya tuliskan. Semuanya sudah habis, kering, dan tak ada lagi yang tertinggal.

Saya terus menunggu keajaiban, agar muncul ide, dan kegiatan menulis tidak terputus. Sekuat apapun komitmen yang ditanamkan di dalam diri kita, ternyata bisa dikalahkan dengan kehabisan ide.

Sambil menunggu anak-anakku belajar, penaku terus menari tanpa tahu arah ke mana ia akan berlayar. Samudera mana yang akan diarunginya. Ia tidak tahu. Ia hanya terus bergerak tanpa henti dan tanpa arah. Kompas pun sudah tidak dijadikan lagi sebagai pedoman. Atau bisa jadi ia sudah terpasung di tengah lautan atau terpenjara di atas gunung Everest. Jalannya sudah sangat berliku, kian kemari mencari dan terus mencari. Berharap nanti ia akan berhenti di pertapaan para pencari ilmu, agar bisa dicurinya kunci yang telah membelenggu kata dan kalimat.

Ia berharap akan ada kurcaci yang akan mengantarkannya pada kesuksesan menjawab segala tanya yang bertahta di pundaknya, agar muncul mahkota, dan berhasil mengantarkan para pejuang untuk menyelesaikan tantangan menulis ini. Selamat datang di dunia aksara tanpa makna.

Jangan pernah memikirkan apa maknanya, tapi nikmatilah ini sebagai sebuah petualangan yang tak punya batas antara fiksi dan nonfiksi. Batasan itu akan membuat dunia ini sempit, jadi jangan ada jarak di antara kita. Mari berselancar di dunia bebas yang penuh warna, walau tak seindah 🌈 pelangi.