artikel
Kiat menjadi Penulis
Setiap orang mempunyai kemampuan untuk menulis, karena menulis adalah keterampilan yang memerlukan latihan, bukan keahlian. Sejak kecil manusia sudah mampu mendengar, berbicara, membaca, dan bahkan menulis. Jika keterampilan itu sudah dimiliki, maka tinggal bagaimana cara mengembangkannya menjadi bentuk tulisan yang bisa dibaca orang lain. Dengan menulis akan membuat umur penulisnya lebih panjang, karena selagi bukunya dibaca orang, ia akan tetap dikenang, dan yang pasti apabila tulisan itu memberikan manfaat pada orang lain, maka pahalanya akan terus mengalir sampai akhir dunia ini.
Menulis adalah bakat atau potensi yang sudah ada dan sudah dimiliki oleh setiap manusia, tinggal lagi bagaimana ia melaksanakan dan mengaplikasikannya menjadi bentuk tulisan yang bisa dibaca, dibahas, dan dianalisis oleh orang lain, bukan hanya ada dalam pikiran saja. Ketika kita akan mulai menulis, jangan berpikir dari mana akan menulis, tetapi langsung saja tulis dari sudut pandang Anda sendiri. Sesuai dengan apa yang Anda rasakan atau sesuatu yang ingin akan ungkapkan kepada orang lain.
Tidak ada kiat khusus agar seseorang itu bisa menulis, kecuali untuk spesialisasinya, seperti menulis sastra, artikel, motivasi, dan lain-lain. Kiat untuk bisa menulis hanya satu saja, yaitu kemauan. Kalau kita sudah memiliki kemauan untuk menulis, berarti untuk selanjutnya tinggal mengasah bentuk tulisan yang kita tulis. Seiring dengan banyaknya tulisan yang kita tulis, secara tidak langsung kita sudah menjadi editornya. Kalaupun ada pelatihan-pelatihan menulis, itu sebenarnya lebih kepada motivasi untuk menulis, bukan untuk mengajarkan bagaimana menulis, karena keterampilan menulis sudah dimiliki oleh semua orang yang sudah bisa mendengar, berbicara, dan membaca. Kalau Anda sudah memiliki yang tiga itu, berarti tinggal selangkah lagi untuk bisa menulis.
Beberapa langkah awal yang harus selalu ditanamkan dan dipersiapkan oleh seorang penulis, agar bisa melahirkan karya yang bermutu, baik dari segi kualitas maupun kuantitas
1. Cita-cita untuk menjadi penulis.
Anda boleh saja menjadi guru, pegawai, kepala sekolah, pengusaha, ataupun ibu rumah tangga sekali pun, tetapi di samping itu Anda juga bisa menjadi seorang penulis, asal Anda mempunyai cita-cita untuk mewujudkannya. Taufik Ismail adalah seorang dokter hewan, tetapi beliau lebih dikenal sebagai sastrawan yang melahirkan ribuan puisi. Ustadz Yusuf Mansur seorang dai dan guru di sekolah Darut Tauhid yang dipimpinnya sekaligus pemiliknya, banyak membahas tentang sedekah, juga dikenal sebagai penulis. Begitu juga dengan Ippho Sentosa seorang motivator muda di bidang interpeneur yang sudah memberikan ilmu ke seluruh penjuru dunia. Mario Teguh, di samping motivator juga seorang penulis, dan masih banyak pengarang lain yang melakukan hal yang sama. Bagaimana dengan kita? Kita adalah seorang guru, yang harusnya lebih dekat dengan kepenulisan, karena masalah-masalah yang kita temukan selama pembelajaran, bisa dijadikan problem solving dan diharapkan mampu menciptakan PTK terhadap jawaban dari permasalahan tersebut. Jadi seorang guru harusnya mampu menulis, asal punya kemauan atau keinginan.
2. Banyak membaca.
Setelah kita mempunyai cita-cita untuk menjadi penulis, berikutnya harus diiringi dengan banyak membaca, karena kalau punya cita-cita jadi penulis, tetapi tidak membaca berarti itu hanya mimpi di siang bolong. Membaca dan menulis ibarat dua sisi uang logam yang tidak dapat dipisahkan. Tulisan akan terasa hidup dan bermakna apabila disampaikan dengan menarik. Tulisan yang menarik tidak akan pernah muncul apabila penulisnya tidak pernah memperkaya dirinya dengan bacaan-bacaan yang dapat menggugah, memotivasi dan lebih bermakna. Membaca, membaca, dan terus membaca itulah yang harus selalu dilakukan oleh penulis.
3. Sering berlatih.
Seorang penulis harus menyediakan waktu untuk menulis, sebab dengan begitu penulis akan terbiasa menggunakan kalimat, menyusun diksi, tanda baca sesuai dengan kebutuhannya. Makin hari bahasa yang digunakan akan semakin baik, karena selalu diasah. Jadi penulis profesional itu tergantung pada jam terbang menulisnya dan kualitas tulis yang ditulisnya. Hal ini bisa terus ditingkatkan dengan cara selalu menulis dalam setiap kesempatan kapanpun, di manapun, dan bagaimanapun. Ke manapun kita pergi bisa menjadi objek kajian dalam penulisan kita. Penulis harus berusaha menciptakan kegiatan menulisnya, ini bisa dilakukan dengan membawa memo ke manapun kita pergi atau mencatatnya di smart phone. Dengan cara seperti ini tidak ada satu peristiwa pun yang akan terlewatkan tanpa menuliskannya.
4. Mengirimkan tulisan ke Media Cetak.
Tulisan yang telah dilahirkan perlu dipublikasikan kepada orang banyak, agar tulisan itu bisa dijadikan kajian, solusi, ataupun sebagai hiburan bagi pembacanya. Mengirimkan tulisan ke media cetak sebetulnya juga sebagai ajang untuk memberikan reword pada diri sendiri, dan bisa memberikan ke-PD-an dalam menulis. Dengan adanya tulisan kita di media cetak, berarti ini adalah pengakuan terhadap kepenulisan kita. Honor yang didapat mungkin tidak besar, tetapi pengakuan terhadap karya yang sudah kita tulis, itu adalah sesuatu yang tidak ada bandingan harganya, terutama bagi penulis pemula.
Beberapa tips yang harus dipahami oleh penulis pemula, antara lain:
1. Biasakan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan komunikatif, karena bahasa yang digunakan oleh penulis akan menggambarkan bagaimana cara berpikir dan kepribadian penulisnya. Dengan bahasa juga bisa dinilai kemampuan intelektual dan kecerdasan dari orang yang menulisnya. Seperti kata pepatah “Bahasa menunjukkan bangsa”.
2. Pilih tema yang menarik dan menimbulkan tanda tanya, dengan begitu pembaca penasaran ingin mengetahui apa yang diuraikan di dalam karangan yang kita tulis. Cara pemilihan tema yang menarik bisa dilakukan dengan memperhatikan :
a. Pilih tema yang unik, kalau bisa yang belum pernah ditulis orang lain.
b. Sampaikan tema dengan diksi yang menarik.
c. Susun tema berupa sesuatu yang bersifat kontroversial.
d. Tema harus sesuatu yang spektakuler.
e. Pilih berita atau tema yang up to date.
3. Menentukan judul yang menarik dan menggambarkan isi karangan secara keseluruhan untuk karangan yang bersifat ilmiah, kecuali untuk karangan fiksi. Judul bisa menarik apabila :
a. Menggunakan kalimat yang Bombastis (agar mudah menarik dan membuat penasaran).
b. Gunakan kalimat yang singkat (agar mudah diingat).
c. Menggambarkan isi karangan secara keseluruhan.
d. Mengarah pada kesimpulan yang menjadi tujuan penulisan.
e. Menyampaikan sesuatu yang bersifat fenomenal.
f. Menganalisis permasalahan secara teliti dan tuntas.
4. Meyakinkan dan menanamkan pada diri sendiri bahwa menulis itu mudah. Dengan begitu ketika mulai menulis kita tidak akan dibebani oleh hal-hal yang akan menghambat untuk itu.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa menulis itu mudah, asal kita rajin berlatih untuk melakukannya. Semua orang mempunyai bakat dan kemampuan untuk menulis, asal ia selalu berusaha dan menyediakan waktu untuk melakukan itu. Apa yang disampaikan di atas hanya berupa tips dan kiat sederhana untuk memulai menulis, selanjutnya kitalah yang memutuskan akan menjadi penulis atau hanya jadi penikmat tulisan orang lain.
Ditulis Oleh : Dra. Deswati
Guru MA Thawalib Parabek
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar