Kemaren saya di WA teman,katanya "Wit SD berapa?" Lalu Wit jawab," SDN 24 Tanjung Bonai,emang kenapa ni?"."Tadi nilai TO kelas VI Wit,sama uni.Rencananya mau uni foto,terus mau uni kirim ke Wit,tapi uni nggak tau nomor SD Wit"balas teman saya.Lalu saya jawab lagi,"iya ni,terus nilai itu,sekarang di mana ni? Kemana bisa Wit jemput?"Lalu teman saya menjawab," Sekarang nilai TO kelas VI Wit,uni titipkan ke Buk Raf,kepala SD 04 Tepi selo,besok Wit jemput ke sana Ya.."Iya,ni..Insyaallah"balas saya lagi.Terus saya ingat,besok SDN 04 ,buka nggak ya..,masalahnya kitakan dalam masa belajar dari rumah.Akhirnya saya WA lagi,"Emang besok sekolah 04 buka ni?"."Buka Wit,besok rencananya Bu Raf mau menilai bahan naik pangkat teman-teman di sekolahnya"balas teman saya lagi."Terimakasih informasinya ni"kata saya lagi."Iya sama-sama",jawab teman saya di sana.Begitu lah percakapan saya di WA dengan teman saya itu.

Pagi-pagi,sekitar jam 08.30 WIB,saya sudah mulai bersiap-siap untuk menjemput nilai TO kelas VI .Seperti biasa kalau keluar rumah saya selalu memakai Masker,Lagian sekarang oleh pemeritah kita diwajib pake masker keluar rumah,untuk mencegah penularan virus covid 19.Saya langsung berangkat ke rumah Bu Raf.Saya nggak mampir dulu ke Sekolahnya.Menjelang ke rumah Bu Raf,Saya berhenti di depan rumah teman saya,yang tak lain dan tak bukan adalah ibu Mulyani yang cantik dan kamek.Yang akrab saya panggil dengan ni Mul,ia bersama dengan orang tuanya sedang membeli ikan padang.Dan ada juga beberapa tetangganya yang ikut nimbrung di sana.

Dengan akrab saya menyapa,"Lagi ngapain ni?beli ikan ya ni?".Jangankan menjawab,menoleh saja cuman sebentar,kemudian ia lanjutkan perbincangan dengan orang yang berjualan ikan itu.Saya juga melihat ke arah orang tuanya,yang biasa saya panggil dengan amak.Yang amak juga sepertinya tidak bersahabat,nggak ada tegur sapa sedikit pun.Menoleh juga hanya sebentar,kemudian ia juga melanjutkan pembicaraan dengan tetangga yang lain.Seakan-akan keberadaan saya dicuekin.Akhirnya saya melanjutkan perjalanan ke rumah Bu Raf.Namun di tengah jalan pikiran saya selalu mengganggu,ingat kejadian tadi.Berbagai pertanyaan ada di otak saya,kenapa nimul seperti itu?,kenapa juga dengan amak?Kenapa semuanya nggak suka dengan saya?Apa salah saya? Apa dari tingkah saya yang membuat keduanya berubah.Nggak seperti biasanya kalau ketemu selalu heboh dan pembicaraan tidak pernah habis-habisnya.Sebentar di rumah Bu Raf,katanya Bu Raf barusan berangkat ke sekolah.

Dengan sedikit ngebut dan penasaran,saya langsung menuju kembali ke rumah ni Mul,saya lihat semua orang-orang tadi masih berkumpul di sana.Saya kembali berhenti di depan ni Mul,tapi entah kenapa sebelum menyapanya,tangan ini langsung membuka masker dan menurunkan ke bawah.Ia langsung tertawa dan berteriak,"Iwit tadi ya?",kami barusan ngomongin Wit,karena ada tetangga yang berkata kepada ni Mul,Siapa tadi tu Mul? Lalu ni Mul jawab,"Mul,nggak tau da".Pantasan tadi saya di cuekin,ternyata semuanya nggak mengenali saya ketika pakai masker.Akhirnya saya menceritakan perasaan saya ketika dicuekin tadi.Si Amak langsung memeluk dan mencium saya,dan menyuruh mampir dulu.Kebetulan memang saya sudah lama sekali nggak mampir.Saya turun dari motor,dan alangkah terkesimanya saya melihat bunga-bunga anggrek yang cantik-cantik berjajaran di depan teras rumahnya.Melihat itu semua saya pun berkata kepada ni Mul ,"Berapa pot anggrek yang bisa saya bawah ke rumah ni,satu pot,dua pot atau tiga pot.gurau saya.Ni Mul hanya ketawa mendengar gurauan saya.Tapi Akhirnya ,bunga-bunga anggrek berhasil juga saya bawa ke rumah.Dan ni Mul pun mengajarkan bagaimana cara menanam anggrek.Ini mungkin hikmah dari dicuekin tadi kata saya dalam hati.