Ibu adalah sosok yang sangat dekat dengan saya. Ibu adalah tempat saya belajar kehidupan karena ibu adalah madrasah pertama dan utama bagi seorang anak. Dari beliau saya banyak belajar tentang kesabaran, tentang ketangguhan seorang perempuan, dan tentang hidup yang sebenarnya.

Ibu adalah sosok perempuan yang disiplin. Masih teringat dengan jelas sikap disiplin ibu kepada saya. Setiap pulang sekolah dan hari telah beranjak siang, setelah sholat dhuhur, saya dan adik saya harus segera bergegas masuk ke dalam kamar untuk tidur siang. Ibu meminta kami untuk tidur siang meskipun hanya beberapa menit. Hal ini wajib dipatuhi oleh kami dengan alasan kami harus beristirahat siang. Ibu tidak segan-segan untuk mengambil sapu “penebah” jika kami menolak untuk tidur siang. Setelah tidur siang ini, kami juga harus pergi ke tempat mengaji. Rutinitas ini harus kami patuhi sampai saya lulus SD. Berjalan dengan seiringnya waktu, ibu juga menanamkan sikap disiplin ini mulai dari hal kecil. Semua barang pribadi mulai dari alat tulis dan lainnya serta tugas-tugas sekolah akan selalu dicek oleh ibu untuk memastikan jika semuanya rapi dan selesai pada waktunya. Sikap disiplin yang ditanamkam ibu sejak saya masih kecil membawa dampak yang positif yaitu hidup lebih teratur.

Dari ibu, saya juga belajar bagaimana untuk selalu bersikap sabar dalam berbagai situasi. Ibu selalu mengingatkan saya untuk selalu sabar dan mengalah, karena mengalah bukan berarti kalah. Ibu sabar dalam mendidik kami. Ibu memberikan contoh dari sikapnya yang tidak pernah marah kepada kami dan sabar dalam menghadapi ujian hidupnya. Jika saya salah, saya ditegurnya tetapi ibu tidak pernah menegur dengan nada marah. Kesabaran beliau sampai akhir hayatnya memberikan teladan kepada saya untuk selalu berusaha bersikap sabar dalam kondisi apapun.

Ibu juga sebagai motivatorku yang paling handal. Masih membekas dalam ingatan ketika saya sedang berjuang untuk menyelesaikan skripsi di akhir perkuliahan, ibu memberikan semangat dan do’a yang tak pernah putus kepada saya. Setiap hari ibu selalu menelpon saya menanyakan perkembangan skripsi yang sedang kukerjakan. Meskipun dipisahkan jarak bukanlah suatu penghalang untuk terus memberikan motivasi dan semangat kepada saya. Hal ini memberikan energi baru bagi saya untuk terus semangat berjuang dalam menyelesaikan skripsi. Alhamdulillah saat itu saya dapat menyelesaikan skripsi dalam waktu singkat, empat bulan berkat motivasi ibu. Setiap selesai diberi komentar dan saran oleh pembimbing, pada hari yang sama pula saya juga menambahkan serta mengumpulkan revisian skripsi saya. Motivasi dan do’a ibu sangat luar biasa menyemangati saya.

Hal yang tidak kalah pentingnya yaitu saya selalu meminta rida ibu dan bapak dalam melakukan sesuatu. Dalam sebuah hadis disebutkan bahwa “rida Allah tergantung pada rida orang tua dan murka Allah tergantung pada murka orang tua”. Hadis tersebut sangatlah benar adanya. Setiap melakukan dan memutuskan suatu hal, saya tidak lupa untuk meminta rida ibu dan bapak karena berkat rida beliau semua hal dapat berjalan dengan lancar.

Banyak hal yang dapat saya teladani dari sosok ibu. Ibu selalu mengingatkan saya untuk selalu sabar dalam segala situasi apapun. Sosok ibu yang sederhana dan rendah hati mengajari saya untuk tetap sederhana dan tidak lupa untuk selalu bersyukur kepada Allah SWT. atas hal apapun. Terima kasih ibu atas semua jasa-jasamu. Maafkan anakmu ini yang belum dapat membahagiakanmu. Do’a anak-anakmu, semoga ibu bahagia di Surga-Mu ya Robb. Semoga kelak kita dapat berkumpul di Surga-Mu ya Robb. Aamin allohumma amin.