Melihat wajahku sendiri,kata yang pertama kali terucap adalah imut.Yah,begitulah selalu kata orang. Hehehe... Imut memanglah bukan julukan langsung yang ditujukan padaku. Tetapi,setiap kali orang bertanya tentang diriku, terutama yang baru mengenalku, pasti mereka mengira kalau aku ini masih muda belia. Tak jarang mereka kaget jika aku mengatakan sudah memiliki 2 anak. Kebanyakan yang baru kenal, mengira kalau aku masih gadis.Lucu memang. Ada juga yang mengira kalau aku ini masih bersekolah. Nah loh.Lain halnya jika aku pergi bersama suami dan kedua putraku, tidak ada lagi yang mengira kalau aku masih gadis.

Coba kalian lihat wajahku. Memang imutkan?Wajah yang kecil, bentuknya oval, dengan warna kulit tidak putih, tidak pula hitam.Lebih tepatnya sawo matang. Di dukung dengan postur tubuh yang kecil pula, menjadikanku lebih terlihat imut. Entah mengapa aku belum bisa gemuk. Padahal biasanya orang yang sudah menikah dan memiliki anak akan terjadi perubahan pada tubuhnya. Tetapi sepertinya itu tidak berlaku bagiku. Setelah menikah,bahkan sudah memiliki anak ke 2, tubuhku masih begini-begini saja. Itu keuntungan atau kerugian ya sebetulnya?hehehe..

Manusia memang tidak ada syukurya. Dikasih gemuk, pengen langsing, di kasih langsing pengen gemuk.Hehehe...Seperti diriku ini. Dikasih langsing (eh langsing apa kurus ya lebih tepatnya), kepingin gemuk. Itulah sifat manusia.Sebetulnya saya ingin terlihat lebih gemuk lagi. Naik 10 kg an lagi berat badanku supaya kelihatan gemuk dan berisi. Namun belum berhasil juga. Makan banyak sudah, minum vitamin sudah juga. Ya terima sajalah menjadi orang kurus. Toh banyak juga yang ingin kurus sepertiku. Berusaha menghibur diri.

Kini aku syukuri saja pemberian Tuhan apa adanya . Karena Tuhan Maha Tau apa yang terbaik untuk kita.Mau kurus atau gemuk yang penting sehat. Betul tidak?Yang terpenting keluarga, terutama suamiku tetap menerima apa adanya diriku ini. Kata suamiku, kalau langsing malah lebih kelihatan imut-imut dan seperti anak-anak. Sekarangyang utama adalah menjadi istri yang baik untuk suamiku dan ibu yang baik untuk anak-anakku.

Desy Prastiti Setiarini,2017

Sagusabu,Purbalingga