Puisi
Permata Kini Marah
Dentuman menyapa dlm diam
Enggan mengepak dlm kebimbangan
Wajah lembut terlihat sayup
Indahkan hati yang berkecamuk
Jeda larik sembunyikan pilu
Abaikan permata menatap sendu
Nantikan jawab yang tak tentu
Angankan sembilu berbuah manis
Fitrah mengguncang alam kebisuan
Inginkan bersama tapi merana
Tinggalkan permata sendu membalut lara
Rindu kelak sulit berpijak
Ingin peluk permata lari memikat
Jauhkan pedih yang mengikat
Abaikan rasa yang berlari marah
Nantikan permata lelah karna amarah
Ingatkan kata berpisah di atas tanah merah belum bernama
Dawai itu menggelegar bak petir menyambar
Enggan berkata demi permata
Walau tersengat duri bernoda
Inginkan pisah di depan mata
Bertemu kini dipertanyakan
Bertemu kini menjadi bimbang
Bertemu kini pahit adanya
Bertemu kini untuk berpisah
Tanah ini masih di atas
Perpisahan buat rih kian jelas
Sayap pun patah berkarat
Tak kuasa pisahkan yang nyata
Embun pun mengalir mengiris rasa yang terkikis
Sujudpun embun tetap menemani
Tanah kelak di bawah
Perpisahan jelas adanya
Sayap pun rela berpisah membawa doa terbata
Tak ada permata marah karna kehendak sang penguasa
Embun menetes dengan percikan doa
Suguhkan doa yang menuntun jalan terakhir pengembaraan
Dari muridmu yang mengikuti jejakmu by Ka Besar
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar