Deti Melatina

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Puisi

Puisi

Permata Kini Marah

Dentuman menyapa dlm diam

Enggan mengepak dlm kebimbangan

Wajah lembut terlihat sayup

Indahkan hati yang berkecamuk

Jeda larik sembunyikan pilu

Abaikan permata menatap sendu

Nantikan jawab yang tak tentu

Angankan sembilu berbuah manis

Fitrah mengguncang alam kebisuan

Inginkan bersama tapi merana

Tinggalkan permata sendu membalut lara

Rindu kelak sulit berpijak

Ingin peluk permata lari memikat

Jauhkan pedih yang mengikat

Abaikan rasa yang berlari marah

Nantikan permata lelah karna amarah

Ingatkan kata berpisah di atas tanah merah belum bernama

Dawai itu menggelegar bak petir menyambar

Enggan berkata demi permata

Walau tersengat duri bernoda

Inginkan pisah di depan mata

Bertemu kini dipertanyakan

Bertemu kini menjadi bimbang

Bertemu kini pahit adanya

Bertemu kini untuk berpisah

Tanah ini masih di atas

Perpisahan buat rih kian jelas

Sayap pun patah berkarat

Tak kuasa pisahkan yang nyata

Embun pun mengalir mengiris rasa yang terkikis

Sujudpun embun tetap menemani

Tanah kelak di bawah

Perpisahan jelas adanya

Sayap pun rela berpisah membawa doa terbata

Tak ada permata marah karna kehendak sang penguasa

Embun menetes dengan percikan doa

Suguhkan doa yang menuntun jalan terakhir pengembaraan

Dari muridmu yang mengikuti jejakmu by Ka Besar

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post