BAHAGIA TERJATUH LAGI
Ini bukan tentang cinta, bukan pula tentang siapa. Ini bicara tentang rasa, ketika lara menyapa.
Pagi ini seperti biasa, melewati jalan berliku menuju tempat bekerja. Hujan deras yang turun semalaman menyisakan jalan berlumpur. Dan lagi, entah untuk yang berapa kali. Aku terpeleset, motorku oleng menimpa tubuhku. Sakit mendera. Apalagi kakiku yang belum sembuh benar dari jatuh dua bulan yang lalu. Aku bersyukur tiada sakit berarti pada diriku, ini merupakan peringatan bagiku.
Di depanku ada bapak yang berhenti sejenak.
"Bisa tidak, mbak?"bapak itu menoleh kepadaku.
"Bisa,Pak,"jawabku mantap. Bapak berambut gondrong itu berlalu.
Dan keyakinanku tidak berbanding lurus dengan kenyataan. Aku jatuh tersungkur. Bapak berambut gondrong sudah pergi. Aku harus menunggu beberapa menit hingga ada orang yang lewat menolongku. Kuucapkan terimakasih sembari tertatih menahan nyeri kaki. Ah, aku sudah diingatkan. Niat hati tidak ingin merepotkan orang, tapi apalah daya tidak mengukur kemampuan. Percaya diri boleh, tetapi berlebihan tidak baik.
Setiap kejadian, pasti ada alasan. Ada pesan, jangan tolak hati yang dermawan.
Borobudur, 07112017
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Kalo aku tahu anda jatuh, pasti akan aku siapkan medannya. biar jatuhnya ndak sakit.
Medannya apa dulu pak