Takdir (T2)
Ketika takdir menyapa apakah kau tak ingin menyahut?. Menyatakan bahwa kau siap menjalani karena sudah berjanji untuk menepati. Ataukah, kau akan mencari sebab musabab yang akan kau kambing hitamkan. Sakit merupakan takdirmu. Karena cabe rawit yang terkunyah?, rutinitas yang terlalu berat, Atau karena kau tak mengindàhkan nasehat?. Barangkali karena hatimu yang tak lagi suci?. Bukan, semua itu hanya penyebab. Sakitmu adalah takdir yang harus dijalani. Jalani dengan ikhlas, waktu untuk instropeksi diri merenungi waktu yang berlalu. Berdo'a dan berikhtiar, rubahlah takdirmu agar lebih baik. 02Januari2021
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Makasih Bunda, renungan awal tahun
Jempol deh
Uniku maksih... jadi makin semangat bangun pagi...
Mantaaap, Uni sayang...
Jadi malu...baru juga lahir kemaren... masih bayi merah
Tulisan yang inspiratif bunSukses selalu
Mantab, inspiratif tulisannya bu. Salam sukses berkarya
Makasih Pak, salam semangat berkarya