Devi Nur Indah Sari

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
KELUH Part I
Semoga keluhku bukan keluhmu juga

KELUH Part I

Sejak Maret lalu, Corona merajalela di negri kami. Semua sektor kehidupan berubah tatanan berubah haluan. Tak terkecuali di sektor pendidikan. Kami yang tumbuh di antara hiruk suara tawa dan keluh anak-anak kami di ruang-ruang kelas, di sudut-sudut sekolah, seketika berubah. Tak ada lagi ruang kelas yang berpenghuni, tak ada lagi suara canda tawa di lorong-lorong sekolah, dan tak ada lagi tegur sapa anak-anak di halaman sekolah, yang tersisa hanya kehampaan dari sudut-sudut sekolah.

Semenjak Maret itu, Pemerintah telah memberlakukan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Pembelajaran kami lakukan berjarak dengan anak-anak. Kami di sekolah, anak-anak di rumah. Komunikasi kami lakukan secara daring, entah itu memelalui Whatsapp atau pun melalui Google Classroom. Tak lagi bertatap muka. Keluhan-keluhan mulai tumbuh, hingga beranak pinak dari segala arah. Anak-anak kebingungan tak dapat mencerna dengan baik pembelajaran secara daring. Orang tua tidak semua dapat mendampingi putra-putrinya, mereka tak berdaya, terlebih lagi bagi mereka-mereka yang tak tahu besok akan makan apa, mereka harus lebih membanting tulang, untuk mencukupi kebutuhan keluarga mereka selama krisis di pandemi ini. Tak terkecuali kami, sebagai pendidik, kami mulai kebingungan dan merasa tak kuasa melihat kondisi anak-anak dan kondisi pembelajaran secara daring. Kami merasa tidak berhasil mengondisikan anak-anak untuk dapat melakukan pembelajaran dengan sebaik-baiknya.

Keluhan di sana sini mulai tak terelakan. Akhirnya, Pemerintah turun tangan, terbitlah aturan baru. Pemerintah mengizinkan wilayah dengan zona penyebaran Covid-19 Hijau dan kuning agar dapat membuka sekolah kembali dengan syarat. Mulailah timbul secercah harapan. Banyuwangi masuk zona kuning di awal Agustus. Kami buru-buru menyiapkan segala persyaratan untuk membuka sekolah kembali, belajar di sekolah secara ber-shift dengan menggunakan Kurikulum Darurat pandemi. Kami siap, dengan izin orang tua dan musyawarah bersama komite sekolah, kami siap mengajukan pembukaan sekolah, melakukan pembelajaran tatap muka.

Tak seberapa lama, semangat kami pupus. Di pertengahan Agustus, Banyuwangi masuk zona orange, dan diakhir Agustus Banyuwangi masuk zona merah. Keluh menyeruak kembali hingga kami tak tahu ambang batasnya.

Itu sedikit Keluhku atas pandemi ini.

"Alhamdulillah" kami harus patut bersyukur sampai saat ini. Semoga kita selalu kuat menghadapi pandemi ini tanpa keluh. Semoga Banyuwangiku kembali hijau.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post