Devi Rovina

SMPN 54 Batam...

Selengkapnya
Navigasi Web
Sekolah Jembatan Masa Depan

Sekolah Jembatan Masa Depan

Pergantian tahun pelajaran baru membuat semangat baru. Harapan baru. Ada penerus masa depan yang akan memasuki jenjang pendidikan yang baru. Berharap masa depan yang akan diraih secemerlang mimpi dalam bayang-bayang. Berharap masa depan itu ada pada gedung sekolah di pinggir jalan raya, di dalam perumahan, di sudut desa yang sepi ataupun di balik pegunungan. Harapan itu digantungkan semua orang tua pada sebuah sekolah

Kalaulah sekolah itu hanya ada satu-satunya di di suatu tempat, bisakah memilih? Untuk sebuah asa yang mereka gantungkan pada buah hati? Satu-satunya asa itu hanya pada pejuang pendidikan yang mengajar di sana. Walaupun kehadiran mereka hanya sepengggal waktu. Sekedar menghabiskan lembaran-lembaran buku sebagai bukti mengajar. Kadang jika bosan diberikan bola untuk bermain pada jam kosong. Kadang pula kerja bakti dari dentangan lonceng jam pertama sampai berakhir. Bahkan diajak menyusuri lereng gunung atau pantai sambil bercerita tentang alam.

Akhir tahun selalu terdengar celotehan yang sama. Sang penerus masa depan naik kelas atau lulus. Pemerintah setempat selalu memberikan beasiswa bagi yang lulus dengan nilai baik untuk melanjutkan kuliah. Sebagian yang biasa-biasa saja mencari penghidupan dengan meneruskan pekerjaan orang tua. Ada yang bertani, berdagang atau nelayan. Ada yang mencari kerja ke kota. Maupun sambil kuliah. Pada akhirnya mereka berhasil dengan penghidupannya masing-masing.

Lain halnya kalau sekolah itu menjamur di suatu tempat. Ada beberapa nama sekolah itu dielu-elukan. Menjadi buah bibir. Kerap namanya disebut sebagai tempat terbaik penerus masa depan tuk mengenyam pendidikan di sana. Pencetak sang juara. Jarak yang jauh atau biaya yang mahal tak lagi jadi masalah.

Sekolah yang menjadi buah bibir itu meski tidak seperti gedung pencakar langit. tetapi cukup hijau dikelilingi ketapang kencana dan rumput teki. Berwarna-warni dengan mawar, melati, dan bougenvile. Asri. Semua diatur mengelilingi lapangan olahraga.

Jika sudah pukul tujuh lewat lima belas menit, terdengarlah derit pagar setinggi dua meter ditutup. Berlari-larilah penerus masa depan itu agar tak terkurung di luar. Menelusuri lorong-lorong kelas yang bersih dan mengkilat keramiknya. Di mana pejuang pendidikan telah menanti menyambut di depan kelas. Dengan senyum ramah mengulurkan tangan dan mengucapkan salam. Mereka tidak lansung memberikan ilmu pengetahuan. Tetapi penerus masa depan diajak untuk melepaskan beban-beban yang ada dipikiran. Bertafakur sejenak. Kemudian mulai melantunkan doa-doa demi kelancaran ilmu yang diterima.

Rutinitas tidak menjemukan di sekolah itu. Bergantian tiap hari. Empat puluh menit sebelum lembar-lembar buku dibuka dan tugas-tugas diberikan. Ada literasi membaca kitab suci, membaca buku fiksi, menulis, terampil berbahasa inggris, rohis dan kreativitas di hari sabtu. Semua mendapat giliran untuk uji kemampuannya. Sehingga berlomba-lombalah mereka untuk menampilkan yang terbaik. Secara tidak lansung menumbuhkan rasa percaya diri.

Setelah itu pejuang pendidikan memperlihatkan jurus-jurus jitu mereka dalam menyampaikan ilmu. Dengan berbagai cara terkini. Melalui video pembelajaran. Belajar kelompok dengan tugas proyek. Menjawab persoalan dengan soal-soal pemecahan masalah. Kegiatan di labor. Menelaah buku di perpustakaan. Praktek membuat sebuah karya. Bermain peran. Semua kegiatan belajar mengarahkan penerus masa depan untuk terampil dalam memecahkan persoalan hidup sehari-hari.

Kekompakan dan kebersamaan terlihat pada personil dalam sekolah itu. Baik sesama pejuang pendidikan maupun antara meraka dengan pimpinan. Karena mereka mempunyai tujuan yang sama untuk mempertahankan sekolah itu sebagai tempat pendidikan terbaik. Penerus masa depan sudah terlatih dengan kebiasaan yang ada pada sekolah itu. Tak perlu dilanggar karena sudah jelas jerat hukuman di depan mata.

Akhir tahun pelajaran tidaklah terdengar celotehan naik kelas atau lulus. Semua sudah yakin naik kelas dan lulus. Karena adanya remedial dan pengayaan. Bagi yang lulus dengan nilai terbaik bisa masuk ke jenjang yang lebih tinggi atau mengikuti seleksi masuk perguruan tinggi yang mereka idamkan dengan aman. Bagi yang nilainya biasa-biasa saja bisa kuliah di swasta atau mencari pekerjaan sambil kuliah. Pada akhirnya mereka berhasil dengan penghidupannya masing-masing.

#TantanganGurusiana

Hari ke-40

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post