Bagian ketiga ini akan dibahas dengan singkat mengenai tipe kepala sekolah yang memiliki sifat pseudo demokratis dalam rapat. Sepertinya tipe ini ada pada kepala sekolahku yang kedua. Disamping beliau juga kadang-kadang memiliki tipe otoriter. Sepertinya tergantung suasana kapan kedua tipe ini akan dimunculkannya.

Kepala sekolah yang memiliki sifat pseudo demokratis sebenarnya bersifat otoriter. Hanya karena pandai memberikan kesan seolah-olah demokratis. Jadi dalam rapat sekolah, ia berbuat seakan-akan semua rencana, program dan kebijakan merupakan keputusan kelompok. Padahal atas kehendaknya sendiri.

Kepala sekolah dengan tipe ini senantiasa menarik perhatian untuk disukai oleh tenaga keendidikan, sifatnya dibuat ramah, sopan serta senang sekali membicarakan masalah demokrasi dan keadilan. Dalam rapat sekolah, ia seakan-akan memperhatikan saran dan pendapat tenaga kependidikan walaupun hal tersebut akhirnya tidak digunakan.

Mengingat sikap permukaannya yang ramah, para tenaga kependidikan cendrung segan dan enggan untuk menentang keputusannya. Kepala sekolah memiliki tipe pseudo demokratis ini sering disebut sebagai kepala sekolah yang mamanipulasi demokrasi atau demokrasi semu.

#TantanganGurusiana

Hari ke-37

Sumber :

Mulyasa, E. 2003. Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya