Pagi ini seperti biasanya, Hamidah menyiapkan sarapan pagi untuk keluarga. Setelah itu bergegas untuk persiapan ke tempat kerja, tempat dimana Hamidah mencurahkan perhatian untuk mencerdaskan anak bangsa. Dengan sedikit berlari disambarnya kunci motor yang tergantung dekat jendela, sambil memanggil si bungsu untuk segera menyusul keluar rumah, karena jam di tangannya sudah menunjukkan angka 06.30 WIB. Pagi ini Hamidah memang tergesa-gesa karena harus mengantar si bungsu ke sekolahnya dulu sebelum kembali berbalik arah menuju ke sekolah tempat dia bertugas. Karena suaminya sedang dinas luar kota maka tugas ini harus dia jalani sendiri

Scopy Hamidah mulai melaju keluar pekarangan rumah memasuki jalan raya yang mulai padat oleh arus kendaraan. Jalanan yang dipadati oleh anak sekolahan dan pekerja kantoran yang berpacu dengan waktu agar tidak terlambat. Dengan lihainya Hamidah mengendarai motor mendahului motor yang berada di depannya, dan akhirnya sampai di gerbang sekolah si bungsu. Setelah beberapa saat si bungsu tak kunjung bersalaman dengannya, Hamidah mulai heran dan melongok ke belakang. Tetapi si bungsu tak ada. Hamidah mulai panik, dan bertanya kepada satpam yang berdiri tak jauh dari tempat itu. Dan satpampun mengatakan bahwa Hamidah datang sendirian dengan motornya.

Dengan perasaan kalut Hamidah kembali menyusuri jalanan yang tadi dilaluinya. Dalam kepalanya berkecamuk ribuan pertanyaan, si bungsu...kau dimana..???. Akhirnya Hamidah sampai kembali di rumah dan memasuki pekarangan rumah. Si bungsu berdiri di teras sambil tersenyum dan berkata: “Bunda....., aku kok ditinggal....??”. Hamidah ternganga, berarti dari tadi dia naik motor sendirian. Ya Allah..., bodohnya aku, katanya dalam hati. Tetapi dia bersyukur karena sesuatu yang buruk tidak terjadi pada si bungsu. Dan hamidah mendapatkan suatu pelajaran yang sangat berharga bahwa tergesa-gesa itu tidak baik, dapat mendatangkan petaka.

#Payakumbuh,22062020