Dewi Fitrianti

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Santapan Hati

Santapan Hati

Siapa yang tidak kenal dengan ODOJ/ One Day One Juz? Program yang semakin mendekatkan setiap manusia muslim milenial dengan Al Qur’an. Sesuai dengan zamannya, teknologi digital bidang komunikasi semakin marak digunakan generasi muda. Demikian banyaknya generasi kekinian yang sudah literat/melek dunia digital, mengantarkan mereka para pemikir untuk menciptakan bagaimana bila dari handphone pun bisa mengaji. Dan mengkaji Al Qur’an serta mengingatkan mereka untuk selalu dekat dengan Al Qur’an. Pokoknya mah, pokok men… setiap orang yang memegang handphone, mau tua ataupun muda sampai anak kecil dapat dengan mudah berinteraksi dengan Al Qur’an secara digital. Dimanapun dia berada tak hentinya membaca Al Qur’an, mengkajinya dan menyampaikan pesan Al Qur’an yang dipahaminya itu kepada orang lain. Padalah dulu sekali, sebelum ada ODOJ atau program cinta Al Qur’an banyak mencetak qori dan qori’ah dan penghafal Al Qur’an yang sukses di manapun dia berada. Yah, namanya juga menyesuaikan dengan kemajuan teknologi. Harapannya dengan adanya ODOJ atau aplikasi program cinta Al Qur’an dan banyak generasi milenial yang menggunakan aplikasi ini, Indonesia semakin maju dan dirahmati Allah SWT.

Eits, tapi bukan masalah teknologinya yang akan disampaikan kali ini. Seorang Oki Setiana Dewi seorang Ibu, penulis, guru dan artis muslim yang menjadi panutan para remaja Indonesia berkenan hadir untuk mengisi kajian muslimah atas undangan ODOJ Karawang dan DKM Mesjid Al Jihad Karawang. Mesjid idola kebanggan Karawang dengan kapasitas 2000 orang tak cukup menampung antusias para akhwat untuk hadir dalam kajian ini. Konon, pemerintah belum melirik bagaimana itu mesjid supaya lebih banyak menampung lebih dari kapasitas 2000 orang. Mereka membludak lebih dari 2000 peserta hadir (memenuhi daftar absensi di pintu registrasi -menurut panitia sih-). Penulis hadir sebagai peserta nomor 39 dari lembar absen yang entah lembar ke berapa. Mereka para akhwat hadir membanjiri halaman parkir Islamic Center Karawang. Penuh warna warni juntaian kain jilbab syar’i yang indah menghiasi pagi yang cerah hari ini. Subhanallah. Semoga para akhwat yang hadir memenuhi area Mesjid ini benar-benar ingin mengkaji Al Qur’an bukan karena kehadiran seorang Oki Setiana Dewi saja. Aamiin. Demikian menurut master of ceremony (MC) pertama yang cetar suaranya. Nyaring melengking agak menyakitkan. Secara gitu, di mesjid perlu trik menjadi seorang MC atau menggunakan pelantang suara yang efisien, agar suara yang dihasilkan pada output speaker lebih syahdu untuk didengar para audiens. Seperti MC yang satunya. Syahdu sekali. Cukup mengimbangi gelegar tone suara MC yang pertama. Ups ada juga yang datang tapi tidak kebagian duduk lesehan di dalam mesjid. Bahkan sampai duduk di serambi mesjidnya saja. Dan ada pula yang kirim pesan melalui WA ketika tilawah sudah berkumandang, “apa acara di mulai?” Dan pengirim pesan masih on the way jauh dari pelosok timur Karawang. Luar biasa mereka yang hadir, ada dari Rengasdengklok, Purwakarta, Cikarang dan tentu saja seputar kota Karawang.

Sambutan demi sambutan sebelum tilawah dikumandangkan demikian jelas menyampaikan maksud adanya kajian ini. Untuk mencari ilmu. Ketika orang lain olahraga pagi di car free day setiap minggunya di Karawang, nonton doraemon atau gossip pagi di setasiun televisi, atau yang masih bersembunyi dibalik selimutnya karena hari libur, ternyata masih banyak akhwat yang menghadiri kajian muslimah. Mereka para penyelenggara berterima kasih atas kehadiran para akhwat itu.

Ketika Oki Setiana Dewi hadir di panggung, pandangan penulis takjub dengan keanggunan dan ketegasannya dalam berbicara. Berdakwah di hadapan para akhwat. Kerudung syar’i hijau yang dikenakannya semakin membuat aura cantik akhlaknya memesona setiap pasang mata yang hadir di mesjid Al Jihad. Tanpa basa basi, beliau mengangkat materi ada tujuh karakteristik manusia penghuni syurga kelak. Materi disampaikan demikian lugas dijelaskannya tanpa ragu. Orang pertama yang dimaksudkan yaitu, Imam yang adil. Kedua, seorang remaja yang tumbuh dewasa hanya takut kepada Allah SWT. Ketiga, seseorang yang hatinya selalu terpaut ke mesjid. Keempat, dua orang yang saling mencintai karena Allah SWT. Kelima, seorang laki-laki yang apabila diajak berzina tetapi menolaknya seperti yang dilakukan oleh Nabi Sulaiman AS. Keenam, seorang yang berinfaq/ shodaqoh dengan tangan kanannya dan tangan kirinya tidak mengetahui. Dan ketujuh, seorang yang berdzikir kepada Allah SWT dalam kesendirian sepi tak ada orang, menangisi dosa-dosanya. Untuk yang karakteristik yang ketujuh, dipertegas secara gamblang oleh Oki Setiana Dewi dengan membacakan Al Anfal ayat 2. Terjemahannya dalam bahasa Indonesia:

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang apabila disebut nama Allah, gemetarlah hati mereka. Dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayatNya, bertambahlah iman mereka dan hanya kepada Tuhan mereka bertawakal.”

Kemudian, setelah materi disampaikan, terdapat sesi tanya jawab mengenai kerudung, dan dijawab oleh Oki Setiana Dewi dengan Al Ahzab ayat 59.

يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لِأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلَابِيبِهِنَّ ذَلِكَ أَدْنَى أَنْ يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا

Artinya: Hai Nabi, Katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Tak perlu menghakimi mereka yang mengenakan berbagai jenis kerudung dari model kerudung dengan tumpuk kembang tujuh rupa atau model kerudung diikatkan ke belakang kepala (model kerudung sakaratul maut). Karena setiap orang berproses untuk menjadi lebih baik. Demikian, menurut Oki Setiana Dewi.

Oki Setiana Dewi pun memberikan wejangannya kepada akhwat yang hadir di menit-menit sesi dakwahnya, “Jangan sampai kita terjerumus dalam lautan pujian. Jadilah manusia yang 'dipuji tidak terbang, dihina tidak tumbang'. Pepatah itu memiliki makna yang sangat dalam bila diresapi dengan keikhlasan hati. Ya, terima semua dengan ikhlas. Seperti dalam surat Al Ikhlas, tidak ada frasa kata “Ikhlas” dalam ayat-ayat suratnya. Walaupun nama suratnya adalah surat Al Ikhlas. Sementara dalam surat Al Falaq ada frasa kata “Falaqo”. Demikian Allah SWT mendidik umatnya untuk sangat apik dan rapih dengan perkara iklas ini. Dan untuk tak perlu mengumbar keikhlasan di mata dunia atau di dunia maya. Sungguh itu pekerjaan sia-sia.

Kegiatan Kajian Muslimah hari ini terkumpul dana untuk didonasikan kepada guru mengaji di daerah terdampak bencana dan anak-anak penghafal Al Qur’an di beberapa daerah Indonesia sejumlah Rp. 135.688.000,-. Allohu Akbar.

#KajianMuslimah #ODOJKarawang #OkiSetianaDewi

Penulis : Alumni Sagusabu Bandung dan Karawang

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Subhanallah...

11 Feb
Balas



search

New Post