AKU DAN BOS

Kamis, 10 Desember 2020 adalah hari yang sangat panjang dan melelahkan bagiku dan si BOS. Bagaimana yidak, pagi-pagii buta Aku bergegas dari tempat tidurku. Aku menuju ke salah satu kamar temlat BOS bersemayam. Dalam kamar terlihat tumpukan berkas-berkas penting dan beberapa kertas yang masih berserakan. Kuraih helai demi helai kertas itu, kurapikan dan kusimpan dalam map file.

Kusiapkan diriku dan BOS lalu bergegas ke sebuah gedung berjarak lebih kurang sepuluh kilometer dari tempat tinggal kami. Di gedung itu kami telah janjian dengan tamu istimewa dari ibu kota provinsi. Detik berganti menit, menit berganti jam. Tamu yang kami tunggu kedatangannya tak kunjung datang.

Kami menunggu tamu istimewa ini dalam ruangan yang berAC. Dinginnua ruangan menusuk hingga ke tulang. Rasa dingin ini bukan semata-mata karena dinginnya AC. Aku yakin dingin ini berasal dari rasa was-was.

yaaah... setiap tahin kami bertemu dengan tamu istimewa ini. Rasa seperti ini selalu ada, meski tak ada yang salah dengan pertemuan kami dengan tamu istimewa.

Dalam keheningan menunggu tamu istimewa, tetiba muncul sosok cantik dan imut. Dia adalah ibu Muth seorang pegawai Kantor Cabang Dinas Pendidikan Wilayah X. Dia memberi tahu kami bahwa tamu istimewa yang kami tunggu telah tiba. Aku bergegas menggendong BOS ku menuju salah satu ruangan di lantai dua untuk bertemu tamu istimewa.

Kata-kata sambutan dan oengantar dari ketua MKKS dan tamu istimewa bersahut-sahutan dalam acara pembukaan. Beberapa menit kemudian acara pembukaan telah selesai. Selanjutnya dibuatlah jadwal untuk bertemu dengan tamu istiewa ini. Ada banyak BOS yang ingin bertemu. Sehingga demi kelancaran pertemuan antara BOS dan tamu istimewa kami harus mematuhi jadwal yang ada.

Jadwalnya menginfokan bahwa aku dan BOS akan bertemu tamu istimewa ini esok hari. Dengan hati yang sedikit kecewa, kuraih BOSku dan mengajaknya pulang. kami gagal bertemu dengan tamu istimewa.

#TantanganMenulisHariKe-1

#TantanganMenulis30Hari

#TantanganMenulisGurusiana