Heboh Minta Zoom
Tagur Hari ke 114
Heboh Minta Zoom
Seperti biasa sore hari menjelang mengajar besok pagi, grup ruang kelas yang penulis masuki akan riuh rendah dengan celotehan anak-anak. Ada saja yang mereka pertanyakan. Penulis maklum saja, mereka baru kelas VII, artinya baru lepas dari masa anak-anak. Pada usia yang memasuki masa remaja awal, begitulah yang terjadi. Suara mereka ingin didengar dan berharap ada respon dari yang mendengar 😃
"Kita besok minta sama Ibu untuk Zoom ya kawan-kawan," kata Zahra.
"Iya, kalau pakai Zoom enak, kita nisa lihat Ibu langsung menerangkan pelajaran," jawab Iqbal menimpali.
" Biar kita juga saling kenal," kata Sari.
"Ya, kita usul sama Ibu ya.. " sahut yang lain
Penulis terus membaca komentar siswa-siswa yang riuh minta Zoom.
"Kalau Zoom, paketku nggak sampai," ucap Mila
"Aku juga, lagian jam segitu kakakku juga kuliah, aku kan minjam laptopnya kalau Zoom," tambah Fadilla.
"Pakai video aja ya teman-teman, Aku gantian Hp sama adikku," ujar Rahmat menambahkan.
Chat siswaku semakin berkembang antara yang ingin daring dengan Zoom atau dengan video pembalajaran.
"Ananda, silahkan kalian kemukakan kelebihan dan dan kekurangan masing-masing penggunaan Zoom dan Video ya..., nanti Ibu yang memutuskan, kita pakai Zoom atau Video pembelajaran untuk besok," ujarku menengahi.
"Ya, Bu," jawab mereka lagi.
Lalu bermunculanlah pendapat mereka tentang penggunaan Zoom dan Video. Dengan seksama penulis membaca chat mereka satu persatu. Kebanyakan dari mereka.menginginkan dalam bentuk vudeo saja. Penulis sangat bangga, anak-anak sudah dapat memahami kondisi yang sedang berlangsung sekarang.
Mereka ternyata sangat merasakan kesusahan orangtuanya untuk menutupi biaya sehari-hari. Banyak orangtua mereka yang kena dampak Covid-19. Ada yang mengaku, orangtuanya kehilangan pekerjaan, dan sekarang kerja serabutan. Ada orangtuanya sekarang lagi dirawat karena terpapar Covid, serta alasan lainnya yang bagi penulis menunjukkan bahwa mereka sangat peduli dengan kondisi orangtuanya.
Penulis sangat terharu membaca chat mereka. Pada akhirnya yang memaksa minta Zoom mau mengerti dengan kondisi kawan-kawannya yang tidak memungkinkan untuk ikut Zoom.
Dalam percakapan di grup itu penulis juga dapat melihat bagaimana mereka sudah mampu memunculkan suatu topik pembicaraan yang menarik, dan berusaha mencari jalan keluar yang terbaik dari permasalahan tersebut. Selamat buat ananda semuanya. 🥰
Padang, 22 Oktober 2020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Kita juga sudah lama tidak Zoom ya bu Dewi Istiqamah
Iya nih, jadi kangen ya bu cantik
Tulisan yang mantul. Sukses selalu dan barakallahu fiik
Makasih Bu Siti
Ikut senang buat siswa kita yang sudah bisa memahami kondisi pembelajaran hari ini.mantab wi
Iya Wati. Makasih ya..
Ya zoom kita yuk.... salam sehat selalu dan salam Literasi.
Makasih bu
Keren tulisannya bu Dewi, semangat untuk zoom, salam literasi
Makasih Ibu sayang ..