Oh Ibu... .
Tagur 90 Hari# Hari ke 73#
Oh Ibu... .
Sudah satu minggu Ibu kubawa kerumah. Biasanya paling susah membawa beliau tinggal dirumahku. Baru setengah hari, beliau sudah minta pulang. Banyak alasan untuk pulang lagi balik kerumahnya. Diantaranya nggak ada yang merawat anak-anak adikku yang tinggal bersama beliau. Padahal anak-anak adikku itu sudah remaja, bisa dikatakan sudah mandiri.
Dilain waktu alasannya, anak-anak yang harus beliau ajar mengaji di salah satu MDTA dekat rumah. Padahal sudah lebih 10 tahun Ibu tidak lagi mengajar di MDTA tersebut. Mungkin karena Ibu yang mendirikan sekolah tersebut, beliau merasa masih mengajar disana. Padahal Ibuku sudah lama pensiun, lebih kurang 26 tahun yang lalu.
Yah, ibuku sudah tua, umur beliau sekarang sudah 86 tahun. Sudah lama waktu yang dipakai. Beliau kelahiran tahun 1934. Menurut cerita beliau, ketika bangsa Jepang masuk ke Indonesia, beliau sudah sekolah.
Ibù paling asyik diajak bercerita tentang masa lalunya. Terutama masa penjajahan belanda dan Jepang. Beliau masih ingat dan bisa menirukan perintah dalam bahasa Jepang untuk anak-anak sekolah. Seperti, perintah hormat dan lainnya.
"Waktu zaman Jepang, Ibu tidak punya baju yang bagus," kata Ibu suatu kali. Matanya menerawang jauh ke depan.
"Ibu di buatkan baju dari bekas karung goni padi oleh nenek," lanjut Ibuku. Itupun tidak semua anak-anak yang memperoleh karung goni tersebut.
"Gimana rasanya memakai baju dari karung goni itu Bu,? tanyaku.
"Panas dan kulit jadi gatal," jawab Ibu.
Banyak lagi yang diceritakan oleh Ibu tentang masa lalunya.
Sedang asyik bercerita, Ibu tiba-tiba bangkit dari duduknya menuju kamar mandi.
"Ibu mau kemana,? tanyaku
"Ambil wudhu' ke kamar mandi," jawab Ibu.
" Owh... bukan nya Ibu sudah shalat tadi,? ujarku.
" Belum, Ibu belum shalat," ucapnya pasti.
"Tapi, Ibu sudah shalat tadi," ucapku lagi.
"Kok kamu menghalangi Ibu shalat hmm...," kata Ibu sedikit marah. Matanya memandang tidak senang kepadaku. Aku tak menjawab lagi. Kubiarkan Ibuku mengambil wudhu lagi dan melaksanakan shalat Dhuzur untuk yang ke tiga kalinya. Aku dan anakku hanya bisa saling berpandangan
Yah, Ibuku sudah tua. Menurut dokter, beliau terkena alzheimer atau dalam bahasa sehari-hari dikenal dengan pikun.
" Merawat Ibu di hari tua, adalah ladang pahala yang besar untuk anak-anaknya"
Padang, 11 September 2020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Mudah2sn ibunya selalu sehat2 teeus ya bu
InsyaAllah.Makasih bu Sri
Memang begitu orang tua bunda. Lebih senang beliau di rumah yang sudah menjadi sejarah, kenangan, mendapatkan suka dan duka pada kehidupan yang dihadapi
Iya, benar sekali..Susah kalau mau dibawa jalan2. Maunya dirumah aja..
Semoga Allah selalu memberikan kesehatan kepada ibu tercinta ya Unie..... Aamiin YRA
Iya Gey. Aamiin..
Get