Dewi Komalasari

Nama saya Dewi Komalasari, lahir di Subang tanggal 25 Desember 1981. Saya anak ke satu dari 5 bersaudara. Otomatis saya anak yang mandiri walau sesekali suka pe...

Selengkapnya
Navigasi Web
CORONA

CORONA

Covid-19 alias virus corona, sedang jadi perbincangan di masyarakat umum saat ini, khususnya di kota Subang. Bagaimana tidak? dari beberapa media, mulai dari media cetak hingga media sosial tersebar issu bahwa ada salah seorang warga Subang yang terindikasi suspect corona. Yang katanya beliau terjangkit virus tersebut seusai melakukan ibadah umroh. Sepulangnya di Indonesia beliau mengalami panas yang tidak turun-turun walaupun sudah minum berbagai obat penurun panas.

Dikarenakan hal itu kemudian beliau dibawa ke RSUD Ciereng, untuk dilakukan observasi. Kebetulan RSUD Ciereng Subang adalah Rumah Sakit yang ditunjuk pemerintah kabupaten untuk menangani kasus ini. RSUD Ciereng Subang sudah menyiapkan tenaga medis dan menyediakan ruang khusus sebagai ruang isolasi bagi penderita corona.

Pemerintah kabupaten dan Dinas Kesehatan bergerak cepat membentuk tim kewaspadaan covid-19 corona melalui Crisis Center sebagai informasi utama dalam kewaspadaan Covid-19 untuk mengantisipasi penyebaran wabah virus tersebut.

Warga Subang pun mulai resah, segala upaya telah dilakukan agar terhindar dari serangan virus tersebut. Hal ini pun sudah pasti menjadi topik pembicaraan di tengah-tengah dikeluarga saya. Saat itu hari Minggu, kebetulan setiap hari Minggu saya dan keluarga selalu mengadakan acara kumpul keluarga. Adik saya bilang "Ngeri juga ya..., yang awalnya virus itu di Wuhan China sekarang udah nyampe di Subang lagi aja, cepet banget nyebarnya", katanya. Memang benar, ketika kita melihat berita tentang Corona di televisi, rasanya seperti mimpi buruk.

Yang membuat saya terkejut, ditengah-tengah percakapan kami, anak ke 2 saya Abdiel Wildan namanya, saat ini dia duduk di kelas 5 MI, dia nyeletuk " Kenapa harus takut, kalau memang kita terserang, berarti itu udah takdir", katanya. Saya benar-benar tidak menyangka dia akan melontarkan kata-kata yang menurut saya sangat luar biasa diusianya.

Mendengar kata-kata tersebut, saya jadi teringat status whatsapp Guru literasi saya Bapak H. Wahyudin, M.Pd.I yang isinya “ Corona tentang Hifzun nafs dan Hifzud din “, yang artinya adalah hadapi corona dengan hifzun nafs (memelihara diri) dan hifzud din (memelihara agama), dengan begitu kita akan ikhlas dalam menyikapi musibah ini, karena kita tahu penyakit datangnya dari Allah SWT maka kita kembalikan lagi kepada-Nya. Jadi benar kata anak saya, kenapa harus takut?.

Semoga musibah virus yang mendunia ini dapat dengan segera ditangani dan semoga Allah SWT segera mengangkat virus Corona dari dunia ini.

Aamiin..

Cipunagara, 7 Maret 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

In Syaa Allah bila mematuhi aturan Allah semua akan baik-baik saja.

11 Mar
Balas

Betul sekali bu...Makasih sudah berkunjung..

15 Mar

Semoga kita senantiasa dilindungi dari segala penyakit dan marabahaya. ammin

11 Mar
Balas

Aamiin Yaaa Robbalalamiin...

15 Mar



search

New Post