Beberapa bulan yang lalu, sebelum corona merebak di nusantara, Kemendikbud mencanangkan sebuah kebijakan baru yaitu program "Merdeka Belajar" dalam artian bahwa baik guru maupun peserta didik dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar tidak terpaku pada kelas, PR dan catatan. Mereka bisa melaksanakannya dalam ruang lingkup yang lebih luas, baik itu di luar kelas atau bahkan di luar sekolah sekalipun.

Dalam program tersebut dibahas pula tentang dirubahnya UN (Ujian Nasional) menjadi US (Ujian Sekolah)/UM ( Ujian Madrasah) yang di sini berarti bahwa kelulusan seorang peserta didik ditentukan oleh sekolah masing-masing. Dan pelaksanaan US/UM itu sendiri diselenggarakan oleh sekolah masing-masing pula, mulai dari administrasi, penyusunan kisi-kisi, pembuatan naskah soal, hingga evaluasi nilai.Coba kita kaitkan dengan keadaan saat ini. Seakan pemerintah bisa memprediksi kejadian di masa yang akan datang. Merdeka Belajar adalah suatu program yang cocok diterapkan pada masa lockdown darurat corona saat ini. Walau mungkin bagi peserta didik Merdeka Belajar bisa mereka salah artikan bahwa mereka bisa belajar bebas, tanpa ikatan waktu, ikatan aturan/tata tertib, dan bebas dari tekanan guru.Dikarenakan hal itu US/UM dan PAT (Penilaian Akhir Tahun) pun ditiadakan. Karena dalam masa lockdown ini dianjurkan untuk menghindari kegiatan mengumpulkan banyak orang. Demi keselamatan peserta didik, keluarga dan lingkungannya. Dengan demikian penentuan kelulusan dan kenaikan kelas, bisa diambil dari penugasan, fortopolio dan produk.Entah ini firasat atau hanya suatu kebetulan. Wallahualam...

Cipunagara, 25 Maret 2020