Dewi Liyana Katili

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Gegara CFD

GEGARA CFD

Minggu yang cerah menciptakan good mood. Semalaman saya berkutat menuangkan ide lewat tuts laptop. Bukannya kantuk yang meraja malah semangat makin menyala.

Pak Ihsan dan Pak Eko yang menjadi pemateri pada diklat yang saya ikuti sejak kemarin, menggugah saya untuk kembali menulis. Cara mereka tidak menggurui, tapi memotivasi. ' 'membangunkan raksasa yang sedang tidur' kata mereka. Raksasa ide yang tidur sekian lama.

Good mood yang terbangun itu tiba2 berubah menjadi mendung. Betapa tidak, melihat jalan menuju gedung Kemendikbud ditutup. Baru ngeh kalau wilayah itu ditutup untuk CFD alias Car Free Day.

Saya masih percaya diri saat mengikuti arahan dari orang yang saya tanyai. Polisi, security gedung, peserta lomba gerak jalan, ojek online dan selfier dijadikan GPS. Hasilnya saya hanya berputar-putar disekitar wilayah SCBD.

Putus asa? Hampir!

Sekujur tubuh sudah mandi keringat. Bahkan helm tertinggal entah dimana.

Ahamdulillah, disaat seperti itu dipertemukan dengan syafa, peserta pelatihan yang sama. Ayahnya yang mengantar memberi saran untuk menyimpan motor di gedung terdekat dan menyeberang. Ternyata gedung kemendikbud letaknya diseberang tempat kami berpapasan. Syukurlah kegiatan belum dimulai saat kami tiba. Walaupun badan saya terasa lepek oleh keringat.

Ketika istirahat siang, saya memesan ojek online untuk mengantar saya mengambil motor. Saya pikir tidak begitu jauh, hanya diseberang saja. Ternyata harus menapaki jalan memutar yang panjang untuk kesana. Tidak tega dengan tarif yang sangat minim, saya membayar lebih banyak dari yang ditentukan. Proses mengambil motor di tempat parkir tidak masalah. Begitu ditegur oleh penjaga parkiran tentang helm yang tidak saya kenakan, barulah wajah saya bak kehilangan darah. Petugas parkir itu mengingatkan bahwa diputaran patung selamat datang yang akan saya lalui, ada polisi yang biasa berjaga.Dimana helm saya? Saya pun lupa meletakkannya.

Melihat wajah pias saya, ia memberikan saran yang tokcer. Begitu melihat polisi, segera tuntun motornya. Insya Allah tidak akan ditilang. Wah! Brilian idenya! Saya pun mengucapkan terimakasih berkali-kali padanya. Sayang ia tdk mau menerima tip dari saya. Bertambah salut saya dengan kejujuran dan prinsip dalam hidupnya.

Kenekatan dari rasa bersalah yang disadari ternyata menghasilkan rasa syukur berlipat, karena pos polisi kosong. Saya tidak menyadari bahwa isi pos polisi ada dibalik bus disebelah kiri motor saya. Tanpa ba bi bu, saya langsung ngibrit daripada kena semprit.

😅

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post