Dewi Puspitosari

Abdi Negara yang mencoba untuk menghamba pada siswa...

Selengkapnya
Navigasi Web
Koneksi Antar Materi Modul 2.1 Pembelajaran Berdiferensiasi

Koneksi Antar Materi Modul 2.1 Pembelajaran Berdiferensiasi

Assalamu'alaikum wr.wb.

Jangan bosan untuk terus membaca dan sharing keilmuan bersama saya ya para pembaca..... Salam kenal kembali, Saya Dewi Puspitosari, S.Pd.SD Calon Guru Penggerak Angkatan 7-Cilacap, Guru SDN Bantarpanjang 04 Kec. Cimanggu Kab. Cilacap Prov. Jawa Tengah.

Kali ini saya mau berbagi tentang koneksi antar materi dari proses pelatihan sebagai Calon Guru Penggerak yang telah dilaksanakan dari Modul pertama (Modul 1.1) sampai dengan Modul 2.1. yaitu untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid Melalui Pembelajaran Berdiferensiasi.

Pembelajaran Berdiferensiasi adalah usaha untuk menyesuaikan proses pembelajaran di kelas dalam rangka memenuhi kebutuhan belajar individu setiap murid yang mempertimbangkan 3 aspek kesiapan belajar dalam memetakan kebutuhan murid, yaitu : kesiapan belajar, minat belajar dan profil belajar murid.

Pembelajaran Berdiferensiasi adalah serangkaian keputusan masuk akal (common sense) yang dibuat oleh guru yang berorientasi kepada kebutuhan murid.

Pembelajaran Berdiferensiasi dapat dilakukan di kelas dengan langkah-langkah sebagai berikut:

· Merumuskan tujuan pembelajaran

· Memetakan kebutuhan belajar berdasarkan kesiapan belajar, minat, dan profil murid.

· Menciptakan suasana belajar yang kolaboratif dan positif

· Melakukan penilaian yang berkelanjutan / on going assessment

· Melakukan diferensiasi konten, produk, dan proses

Pembelajaran berdiferensiasi dapat memenuhi kebutuhan belajar murid dan membantu mencapai hasil belajar yang optimal dikarenakan pembelajaran berdiferensiasi berpihak pada murid, menciptakan lingkungan belajar yang positif, kolaboratif dan saling menghargai, serta adanya strategi pembelajaran didasari oleh kebutuhan murid meliputi kesiapan belajar, minat, dan profil belajar murid.

Ada tiga strategi pembelajaran diferensiasi yang bisa kita lakukan berdasarkan tiga pemetaan kebutuhan murid di atas. Setelah kita mengidentifikasi kebutuhan belajar murid kita, maka kita kemudian dapat menentukan apa strategi diferensiasi yang ingin kita lakukan yaitu :

1) Diferensiasi konten yaitu ragam materi yang akan diajarkan kepada siswa berdasarkan kesiapan, minat, dan profil belajar siswa.

2) Diferensiasi proses yaitu skenario pembelajaran yang kita rancang supaya murid bisa memahami atau memaknai apa informasi atau materi yang dipelajari saat kita telah memetakan kebutuhan belajar murid tersebut.

Ada beberapa cara untuk menentukan diferensiasi proses, di antaranya :

· Melaksanakan kegiatan berjenjang

· Menyediakan pertanyaan pemandu atau tantangan

· Membuat agenda individu

· Memfariasikan durasi waktu pengerjaan tugas

· Mengembangkan kegiatan pembelajaran berdasarkan profil belajar siswa

· Menggunakan kelompok yang fleksibel sesuai dengan kesiapan, kemampuan, dan minat siswa.

3) Diferensiasi produk yang mengacu pada tagihan apa yang kita harapkan dari murid sebagai hasil dari proses belajarnya, bisa berbentuk karangan, tulisan, hasil tes, pertunjukan, presentasi, pidato, perekaman, diagram, dan sebagainya. Yang paling penting produk ini harus mencerminkan pemahaman murid dan berhubungan dengan tujuan pembelajaran yang diharapkan.

Kita dapat melakukan diferensiasi produk dengan berbagai cara namun sama seperti jenis-jenis diferensiasi yang lainnya maka kembali lagi kita perlu mempertimbangkan kebutuhan belajar murid kita terlebih dahulu. Mendeferensiasi produk meliputi dua hal : yang pertama, memberikan tantangan dan keragaman atau variasi, yang kedua memberikan murid pilihan bagaimana mereka dapat mengekspresikan pembelajaran yang diinginkan.

Lingkungan belajar Juga perlu diperhatikan dalam rangka mewujudkan pembelajaran berdiferensiasi, lingkungan belajar yang mendukung pembelajaran berdiferensiasi, yaitu :

§ Setiap orang dalam kelas akan menyambut dan disambut dengan baik

§ Setiap orang di dalam kelas saling menghargai

§ Murid akan merasa aman secara psikis dan fisik.

§ Ada harapan dari pertumbuhan murid

§ Guru mengajar untuk mencapai kesuksesan murid

§ Ada keadilan dalam bentuk nyata

§ Guru dan siswa berkolaborasi untuk pertumbuhan dan kesuksesan bersama.

Pembelajaran berdiferensiasi bisa dilaksanakan jika terdapat komunikasi yang terencana dengan baik antara guru, orangtua, serta komite sekolah. Selain itu, Guru juga harus memperhatikan beberapa aspek dalam belajar dan pembelajaran.

Dalam pembelajaran berdiferensiasi terlebih dahulu mengidentifikasi kebutuhan murid yaitu dari kesiapan belajar murid (lambat-cepat, konkret – abstrak, mandiri - bantuan, minat murid, profil belajar murid yang meliputi gaya belajar, latar belakang, dan kecerdasan). Oleh sebab itu penilaian yang tepat baik dalam asessment setelah pembelajaran maupun asessment diagnostik sebelum pembelajaran sangat menentukan dalam model pembelajaran yang akan diterapkan guru dalam memenuhi kebutuhan belajar murid.

Untuk Optimalisasi penilaian dalam memenuhi berbagai kebutuhan guru dalam mengakomodir pembelajaran berdiferensiasi ada 3 jenis perspektif penilaian, yaitu :

1) Assessment for learning - Penilaian yang dilakukan selama berlangsungnya proses pembelajaran, berfungsi sebagai penilaian formatif.

2) Assessment of learning - Penilaian yang dilaksanakan setelah proses pembelajaran selesai. berfungsi sebagai penilaian sumatif

3) Assessment as learning - Penilaian sebagai proses belajar dan melibatkan murid-murid secara aktif dalam kegiatan penilaian tersebut. Penilaian ini juga dapat berfungsi sebagai penilaian formatif.

Dalam praktik pembelajaran berdiferensiasi, penilaian formatif memegang peranan yang sangat penting. Berikut ini adalah beberapa contoh strategi penilaian formatif, selain yang mungkin telah sering dilakukan guru dalam bentuk tes tertulis:

· Tiket keluar

· Tiket masuk

· Berbagi 30 detik

· Nama dalam toples

· 3-2-1

· Refleksi

· Pojok pemahaman

· Strategi 5 jari

Kesiapan belajar murid atau readiness adalah kapasitas untuk mempelajari materi baru diibaratkan seperti “The Equalizer” dari yang bersifat mendasar menuju bersifat transformatif, konkret ke abstrak, sederhana ke kompleks, terstruktur ke terbuka (open-ended), tergantung ke mandiri, dan lambat menjadi cepat.

Sedangkan dalam minat belajar maka terdapat “Cocokkan” yaitu mencari kecocokan antara minat murid dengan tujuan pembelajaran, “Koneksikan” berarti menunjukkan koneksi antar materi pembelajaran, “Jembatani” yaitu menjembatani pengetahuan awal dengan pengetahuan baru, dan “Memotivasi” yang memungkinkan tumbuhnya motivasi murid untuk belajar.

Dalam profil belajar murid maka perlu mengidentifikasi lingkungan belajar, misalnya terkait dengan suhu ruangan, tingkat kebisingan, jumlah cahaya, kemudian pengaruh budaya dari santai menjadi terstruktur, pendiam ke ekspresif, personal ke impersonal, gaya belajar murid juga dengan mengidentifikasi yaitu bisa visual (belajar dengan melihat), auditori (belajar dengan mendengarkan), kinestetik ( belajar sambil melakukan), kecerdasan majemuk (multiple intelegences), visual ke spasial, musical bodily kinestetik, logic matematika.

Kaitan antar materi dengan modul sebelumnya yaitu:

Pada Modul 1.1 Filosofi pendidikan KHD mengajarkan bahwa pendidikan adalah menuntun anak sesuai kodrat alam dan zaman dengan berpihak pada anak sesuai perkembangan minat, bakat dan potensi anak. Hal ini berkaitan erat dengan pembelajaran berdiferensiasi yang bertujuan memberikan pembelajaran kepada anak dengan cara memetakan kebutuhan murid sesuai kesiapan belajar, minat belajar, dan profil belajar anak. Sehingga pembelajaran berdiferensiasi dapat mewujudkan Merdeka Belajar sebagaimana pemikiran KHD.

Pada Modul 1.2 Nilai dan Peran Guru Penggerak mengajarkan pada kita bahwa nilai guru penggerak meliputi : mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif, berpihak pada murid. Dan peran guru penggerak meliputi menjadi pemimpin pembelajaran, menggerakkan komunitas praktisi, menjadi coach bagi guru lain, mendorong kolaborasi antar guru, dan mewujudkan kepemimpinan murid. Oleh sebab itu melalui pembelajaran berdiferensiasi kita dapat mewujudkan Merdeka Belajar apabila guru penggerak telah memiliki nilai guru penggerak dan menerapkan peran guru penggerak dengan baik.

Modul 1.3 tentang Visi Guru Penggerak mengarahkan kita untuk bisa mewujudkan Profile Pelajar Pancasila. Melalui Pembelajaran Berdiferensiasi kita bisa mewujudkan situasi belajar yang baik dengan melaksanakan pembelajaran yang berpihak pada murid yang selaras dengan pembelajaran berdiferensiasi, menyesuaikan kebutuhan belajar murid berdasarkan kesiapan belajar, minat dan profil belajar murid.

Untuk dapat menciptakan pembelajaran berdiferensiasi, guru penggerak harus mampu berkolaborasi dan mengidentifikasi kekuatan yang dimiliki oleh sekolah sehingga mampu mendukung terwujudnya visi dan mendukung perkembangan murid berdasarkan pemetaan kebutuhan murid. Sehingga apa yang telah dipelajari dalam Modul 1.4 Budaya Positif bisa terwujud mengarah pada Visi Guru penggerak.

Budaya positif adalah perwujudan dari nilai-nilai atau keyakinan universal yang diterapkan di sekolah. Lingkungan belajar yang mendukung diferensiasi dibangun dengan menerapkan budaya positif yaitu :

1. Komunitas belajar setiap orang di dalam kelas akan menyambut dan merasa disambut oleh orang lain.

2. Setiap orang di dalam kelas saling menghargai

3. Murid merasa aman, menciptakan murid berani dalam mengemukakan pendapat

4. Ada harapan bagi pertumbuhan yang ditunjukkan murid. Pertumbuhan setiap murid berbeda-beda walaupun hanya sedikit guru tetap mengapresiasinya.

5. Guru mengajak murid untuk mencapai kesuksesan, pengalaman belajar mendorong murid lebih cepat, sedikit melampaui apa yang telah dikuasainya, guru memberikan dukungan sehingga murid tidak merasa frustasi tetapi mencapai kesuksesan.

6. Adanya bentuk keadilan dalam bentuk nyata. Semua murid berhak mendapatkan perlakuan yang sama di dalam kelas.

7. Guru berkolaborasi dengan murid untuk mencapai pertumbuhan dan kesuksesan bersama, adanya tanggung jawab masing-masing agar pembentukan dan tercipta kelas yang efektif. Guru sebagai pemimpin kelas memiliki peran sangat penting dalam mengembangkan lingkungan belajar yang positif.

Salam dan bahagia,

Salam guru penggerak!

Tergerak, Bergerak, dan Menggerakkan

Wassalamu'alaikum wr.wb

CGP Angkatan 7-Cilacap

Dewi Puspitosari, S.Pd.SD

Guru SDN Bantarpanjang 04

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Ulasannya jelas dan komplt bun, tksh pencerahannya, sukses selalu....

23 Feb
Balas



search

New Post