Dewi Sartika, S.P.

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Kotaku Tanjung Balai
Id.wikipedia.org

Kotaku Tanjung Balai

Saat usiaku 6 tahun, pertama sekali memijak pulau Sumatera adalah di Kota Tanjung Balai. Tahun 1975. Kota yang sangat membekas di ingatanku, walau hanya setahun di sana. Kota penuh kenangan.

Kuingat saat air sungai pasang, aku mandi sepuas-puasnya. Kebetulan warung nenekku tinggal di pinggiran sungai. Tapi tahukah teman? Aku mandi menggunakan gayung untuk mengambil air dari sungai. He he he, aku tidak bisa berenang. Apakah sungaiku masih bisa untuk mandi?

Saat pergi dan pulang sekolah, kulewati jembatan panjang dan besar yang berlubang-lubang karena aku tinggal di Pulau Simardan saat itu.Sebuah pulau yang terpisah dari Kota Tanjung Balai. Apakabar jembatanku?

Aku saat itu bersekolah di SDN 4 Tjg. Balai. Apa kabar sekolahku? Ingatkah engkau akan diriku? Masih terbayang wajah guruku yang selalu mengibaskan sanggul keritingnya begitu duduk di kursi guru. Apa kabar Ibu guruku? Hanya Allah yang dapat membalas segala kebaikanmu.

Ibu guruku, Pahlawan Tanpa Tanda Jasa.

Dari semua teman-teman sekelas, aku pernah dipilih untuk mengikuti lomba membaca. Belajar membaca prosesnya begitu lucu, menurutku saat ini. Setiap melihat gambar seorang bapak dengan cambuk beserta kerbaunya, aku membaca "Pak Madi membajak sawah di desa".Setiap melihat gambar, semua anak bernama Budi, Wati, atau Kak Ima. He he he.

Ketika kami sekeluarga sudah pindah ke kota, kuingat bagaimana aku berlari pulang sekolah sambil mengibar-ngibarkan buku berhitungku dan berteriak "sepitus, sepitus,sepitus" karena nilai berhitungku 100. Aku berlari saat itu ingin memberitahu ibuku bahwa aku mendapat nilai berhitung 100. Tapi, tahukah teman, bagaimana ibuku mencari-cariku karena menurut beliau aku belum pulang ke rumah dari sekolah. Ternyata beliau menemukanku sembunyi di bawah kolong meja makan karena nilai ulanganku 0, he he he, sungguh pengalaman yang tak terlupakan.

Yang masih membekas juga, saat aku tidak mau menggunakan selimut untuk tidur. Tiba-tiba lampu mati, dan terasa ada yang menggelitik tapak kakiku. Aku takut sekali, kupejam mataku, dan aku tertidur dengan penuh ketakutan. Keesokan harinya kuceritakan hal semalam pada ibuku. "Makanya, pakai selimut," kata Ibuku. Sekarang menggunakan selimut menjadi kebiasaanku walau udara begitu panas. Siapakah yang menggelitik tapak kakiku? Pasti Ibuku. He he he.

Saat kecil hingga remaja, aku terkesan tomboi karena aku selalu mengenakan baju kaos dan celana pendek. Teman-temanku pun banyak laki-laki. Sekali waktu aku menggunakan baju perempuan, bermain di pasar depan rumahku. Sedang asyik bermain, aku tak menyadari ada banteng yang menurutku menatap tajam ke arahku. Teman-teman meneriakiku untuk berlari, aku bingung tapi aku berlari pulang. Eh, ternyata karena bajuku berwarna merah.

Cerita ini kupersembahkan buat kotaku Tanjung Balai. Apa kabar, ibu guruku, teman-temanku, tetanggaku, dan semuanya? Masih kuingat, apakabar temanku "Murni"? Dimana engkau? Dia satu-satunya teman dekatku yang masih kuingat wajahnya.

Dari ceritaku ini, aku mengakui bahwa ingatanku di masa kecil lebih kuat dari lainnya dan membekas seumur hidupku. Oleh sebab itu, sebagai orang dewasa berikanlah teladan yang baik buat anak negeri agar ingatan anak menjadi positif.

Salam Literasi!!!

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Senang banget membacanya. Asyik.

12 Jun
Balas

Tks, Pak Yudha

12 Jun

Pengalaman yang mengesankan ya, Bu? Salam kenal.

12 Jun
Balas

wah seru pengalamannya bu, benar bu ditempat saya kalau ada yang pakai baju merah, dibilang"ntar dikejar Jawi(banteng),...ha..ha..

12 Jun
Balas

Ternyata Banteng suka warna merah.

12 Jun

Terima kasih Pak Sungkowo. Salam kenal juga.

12 Jun
Balas

Tks, Bpk dan Ibu atas komentarnya.

12 Jun
Balas

Seru banget,Bu.Memang kenangan masa kecil tetap abadi sampai kita menua

15 Jun
Balas



search

New Post