Dewi Sartika, S.P.

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Mengenang Bekas Luka di Bawah Bibir

Saat itu, saya duduk di kelas 4 SD PERG. DIPONEGORO KISARAN, Kab. Asahan, usia saya 10 tahn. Sedang ngetopnya penyanyi Edi Silitonga.

Kegiatan saya setiap sore adalah membantu nenek berjualan nasi di pasar. Kebetulan tak jauh dari tempt tinggal kami, nenek saya membuka warung kecil dan menjual nasi sampai malam. Saya & Ibu tinggal di asrama sekolah. Setiap hari saya selalu betah berlama-lama di warung. Karena hampir azan magrib, nenek menyuruh saya pulang. Saya pulang sambil membawa tudung saji bulat besar. Nenek berpesan untuk berhati-hati karena menurut beliau saya agak kesulitan membawanya. Sepeda pun lebih besar dari diri saya.Saya berkeras untuk membawa tudung saji itu sekalian pulang. Awal perjalanan mulus karena arah tujuan lurus saja. Saat mendekati tikungan berbelok ke arah asrama, saya kesulitan mengendalikan sepeda untuk belok ke kiri karena terhalang tudung saji di stang kiri sepeda. "E, e, e,e,e,e,..." saya berteriak.

Saya pun jatuh ke arah kiri tepat di selokan pagar SD sekolah. Mulut saya mengenai pinggiran selokan. Bayangkan saja, semua orang di pasar terkejut dan berlarian menghampiri lokasi. Akhirnya saya pun pulang diantar orang-orang yang di pasar dengan mulut berdarah.

Sepeda dan tudung saji jg dibawakan mereka. Begitu mengetahui, saya terjatuh, ibu dengan cepat membawa saya ke dokter krn darah dari mulut terus mengalir. Setelah dibersihkan, ternyata luka dibawah bibir bawah harus dijahit empat jahitan.

Keesokan harinya saya ke sekolah dengan tangan yang menggenggam sapu tangan untuk menutup mulut.

Ketika pelajaran PMP, guru pun masuk. Mungkin krn saya sdh dianggap anak sendiri krn tinggal di asrama sekolah, beliau bercanda. "Waduh, Ika, kenapa harus mencium aspal, tdk cium yang lain? Sdh seperti Edi Silitonga ada tanda di bawah bibir." Sampai sekarang saya mengingat peristiwa ini. Malunya saya saat itu. Luka itu memang berbekas sampai sekarang. Gigi depan yg memang sejak itu goyang semua, alhamdulillah tetap utuh krn pesan ibu kalau BAB di tekan2 ke bawah. (Sekarang pertanyaan saya, apa hubungannya?). Hingga kini saya sadari, ibu luar biasa, beliau tdk marah sedikitpun, mungkin krn memang sifat beliau yg tdk cerewet atau karena tinggal saya sendiri yg diurusi. Kakak sdh berkeluarga. Juga Ibu saat itu sudah single parent.

Dari kisah ini saya ambil pelajaran, bahwa

Pulanglah ke rumah jauh sebelum azan maghrib.Kekhawatiran nenek saya terbukti, karena sepeda dan tudung saji bentuknya lebih besar dari saya jadi kesulitan saat berbelok arah.

Anak pada zaman saya selalu menelan utuh perkataan orang tuanya, tanpa bertanya kenapa harus menekan gigi ke arah bawah bibir.

Tindakan ibu saya yang sigap tanpa memarahi saya, itu sungguh luar biasa.Beliau lebih mengutamakan solusi daripada menyelidiki anak.

Perasaan malu di depan teman-teman karena ucapan guru saya sampai sekarang masih teringat, tetapi saya tidak pernah kecewa karena beliau memang selalu bercanda dengan saya.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Wah keren bu dah mau berbagi cerita masa kecil.

08 Jun
Balas

Bagus kenangannya, bagus tulisannya bu Dewi, lebih baik memulai menulis , dari pada tidak pernah mencoba, kenangannya dapat juga dinikmati orang lain.

08 Jun
Balas

Ya Bu, tks.

12 Jun

Kan kata Pak Ikhsan menulis, menulis, menulis terus. Tks, Pak Yudha mau berkomentar.

08 Jun
Balas

Good luck bu...keren tulisannya

09 Jun
Balas

Alhamdulillah, Ibu

12 Jun



search

New Post