Karir Guru - 11 (TAGUR HARI KE 137)
Oleh : Dewi S
Pelajaran semakin berat dirasakan oleh Atna, banyak tugas yang diberikan oleh guru, namun Atna tetap semangat untuk mengerjakan apalagi setiap hari ketemu dengan pujaan hati yang menambah semangatnya untuk belajar.
Andrapun demikian, tugasnya selalu menumpuk, sama seperti Atna , Andra juga semakin semangat untuk belajar.
Akhir semester di kelas dua SMA tak terasa sudah hampir selesai, ujian smester membuat mereka tak sempat untuk bertemu, mereka sibuk dengan ujiannya masing – masing. Ada berita bila nilai ujiannya menurun dari mata pelajaran wajib, maka bisa dipindahkan jurusannya saat di kelas tiga nanti. Hal ini memacu Atna dan Andra lebih fokus lagi untuk belajar.
Kenaikan kelas juga sudah dilaksanakan, mereka berdua naik ke kelas tiga, masih tetap dengan jurusannya masing- masing, sayang ada temannya Atna yang tidak naik kelas, sebenarnya anaknya baik, namun mungkin nilai harian dan ujian semesternya tidak cukup untuk naik kelas, Dito namanya. Sedih ada teman satu angkatan yang tidak naik kelas. Ditopun akhirnya pindah sekolah, entah di mana Dito pindah sekolah, tak ada berita apapun darinya, Dito tak memberikan kabar apapun kepada kami temannya. Padahal sering sekali kami berkumpul, bercanda, belajar bersama Dito. Mungkin Dito malu, sehingga dia harus pindah sekolah. Semoga suatu saat nanti bisa berjumpa lagi dengan Dito. Berjuang hanya satu kelas pada jurusan Fisika dan hanya 36 anak, ternyata ada yang tidak naik, dan berkurang lagi siswa di jurusan Fisika.
Memasuki kelas tiga SMA, perjuangan semakin berat, kami berjuang untuk mempersiapkan diri masuk ke perguruan tinggi yang kami inginkan. Banyak masukan dari guru BK kami, baik jurusan maupun universitas favorit. Kami melakukan juga tes bakat dan minat, walaupun bukan patokan utama, namun bisa menjadi wawasan untuk memilih jurusan saat di perguruan tinggi.
Banyak pula anak kelas tiga SMA yang mengikuti bimbingan belajar, maupun bimbingan tes ke universitas. Saat itu mulai menjamur bimbingan tes, namun masih banyak yang berada di kota, sedangkan sekolah dan rumah Atna sangat jauh dari tempet bimbingan tes. Bila ditempuh dengan motor, sampai 30 menit, saat itu tak ada macet. Tak menyurutkan niat Atna dan temannya, untuk mengikuti pula bimbingan tes agar bisa masuk ke perguruan tinggi negeri. Atna semakin sibuk mempersiapkan dirinya agar bisa masuk ke perguruan tinggi, sesekali Atna bertemu dengan Andra, teman Andra maupun Atna mempertanyakan status hubungan mereka. Ada yang berbisik,”Jangan-jangan sudah putus ya”. “ Mereka jarang terlihat berduaan lagi” kata yang lainnya.
Bersambung
Jakarta, 020422
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Kereeen cerpennya, Bunda. Salam literasi!
Maaf Bu Dewi, menurut KBBI, penulisan yg benar bukan 'karir' tapi 'karier'.
Trimakasih admin
Trimakasih admin
Trimakasih admin