Oleh : Dewi S

Setelah pengumuman seleksi dipajang di koran- koran maka Atna segera membeli koran yang beredar di wilayahnya, dengan teliti dia mencari nomor ujiannya, apakah dia diterima atau tidak. Terus dicari ternyata nomor ujiannya terpampang di kolom pengumuman. Sujud syukur dilakukan Atna setelah melihat nomor ujian dan namanya termasuk yang lulus seleksi. Koran dia bawa lari menuju ke ibunya, “Bu ini Atna, diterima di IKIP Yogyakarta”, kata Atna sambil menunjukan ada namanya di kolam pengumuman. “Alhamdulillah”, kata ibunya. Dengan wajah sumringah ibunya mengelus kepala Atna. “Lebih rajin lagi ya mbak”, kata ibu Atna. “Iya bu, doakan semoga lancar ya bu”, kata Atna.

Setelah Atna selesai berbincang dengan ibunya, Atna mencari lagi nomornya Andra yang pernah diberikan olehnya. Dicari setiap kolom nama yang ada, tak beberapa lama Atna menemukan nama dan nomornya Andra juga ada di kolom pengumuman. “Alhamdulillah”, kata Atna dalam hati. Namun terbersik dalam hatinya dia merasa sedih karena harus berpisah dengan Andra yang kuliah jauh di luar kota. Walaupun mungkin bisa bertemu diakhir semester, namun hal ini membuat Atna takut kehilangan Andra.

Tak berapa lama ternyata ada motor sudah sampai di halaman rumah Atna, Andralah yang mengedarai motor tersebut. Andrapun langsung menemui Atna yang masih berada diserambi rumahnya. “Selamat ya”, kata Atna sambil mengulurkan tangannya untuk memberikan salam. “Terimakasih, selamat juga buat kamu ya Na”, jawab Andra. “Alhamdulillah kita diterima ya Dra”, kata Atna. “Iya Na”, jawab Andra. Sambil ngobrol di depan rumah, ibunya Atna datang menghampiri Andra. “selamat ya Dra”, kata ibunya Atna. “Wah nanti jadi kos dong ya”, kata ibu lagi. “”iya bu, trimakasih”, jawab Andra. “ Iya bu nanti saya kos, karena rumah saudara juga cukup jauh dari kampusnya”, jawab Andra lagi. “Oh iya, kamu ambil jurusan apa, Dra?” tanya ibu. “Saya ambil kedokteran bu”, jawab Andra. “Hebat kamu Dra”, kata ibu. “Aamiin, trimakasih bu”, jawab Andra. “silahkan dilanjut ya ngobrolnya, ibu ada pekerjaan lain”, kata ibu.”Baik bu”, jawab Andra.

Atna dan Andra melanjutkan perbincangannya, Atna menundukan kepalanya, sambil mengeluarkan air matanya. “Kamu kenapa nangis Na?” tanya Andra. “Sebenarnya aku senang kita diterima di perguruan tinggi negeri”, kata Atna. “Trus kenapa kamu nangis?” tanya Andra. “Gak papa sih”, Jawab Atna mengelak. “Kamu sudah siapkan persyaratan berikutnya Dra?” tanya Atna mengalihkan pembicaraan. “Iya ada beberapa yang perlu disiapkan lagi, terutama untuk pembayaran”, jawab Andra.

Bersambung....

Jakarta, 110422