Oleh : Dewi S

Waktu terus berlalu, Ospekpun sudah selesai, perkulihaan sudah dimulai, banyak jadwal Atna yang dimulai dari jam 13.00. hanya satu matakuliah yang jadwalnya jam 09.00 pagi. Itulah nasib jurusan Matematika D2 harus mengalah dengan yang S1 maupun D3. Walaupun mulai jam 13 Atnapun tetap semangat untuk mengikuti perkuliahan.

Saat berpakaianpun dilarang menggunakan Celana Panjang bagi yang wanita dan kaos tanpa krah bagi yang laki-laki. Mungkin karena jurusan kependidikan yang nantinya akan menjadi guru yang menjadi contoh murid-muridnya, sehingga berpakaianpun juga diatur. Lain lagi yang bukan jurusan kependidikan, mereka bebas berpakaian yang penting sopan. Walaupun banyak aturannya namun bukan menjadi beban bagi Atna dan kawan-kawannya. Malah justru menjadikan kebiasaan saat nanti sudah terjun menjadi guru.

Untung Atna kos, kalau tidak kos Atna akan kesulitan sampai rumahnya, karena kendaraan yang melewati rumahnya terakhir pukul 17.00. Sedangkan jam segitu Atna baru keluar dari ruangan, Allah sudah mengatur segalanya, memudahkan Atna dalam studinya.

Banyak tugas yang Atna harus selesaikan, sehingga Atnapun tak sempat membuat surat untuk Andra, sebulan, dua bulan, tiga bulan terus berlalu, Atnapun akhirnya menerima surat dari Andra yang dikirim ke kampusnya, “Assalamu alaikum, apa kabarnya Atna, semoga kamu tetap sehat dan semangat ya, maaf aku tak sempat membuat surat untukmu, mulai dari Ospek sampai sekarang terus saja ada tugas yang harus aku selesaikan, bahkan makanpun aku suka lupa, .....”, panjang isi surat Andra. “Wa alaikum salam”, jawab Atna dalam hati, tak terasa airmata sudah membasahi pipinya saat membaca kalimat demi kalimat yang ditulis Andra dalam surat itu dan Atnapun mengusap dengan tangannya. Biasanya Andra yang sering bertemu dengannya, namun hanya selembar surat yang hadir dihadapannya. “Mungkinkah bisa bertahan terus seperti ini, rindu namun tak bisa bertemu, suratpun juga tak sempat dibuatnya”, kata Atna dalam hati. “Kalau memang bukan jodoh, jauhkanlah, namun bila dia jodohku dekatkanlah”, doa Atna dalam hati. Sepertinya Andra juga merasakan hal yang sama seperti dirinya, dalam suratnya dia juga sangat merindukannya, namun jarak dan tugas yang menghalanginya. Atnapun meraih selembar kertas dan Polpen untuk menyempatkan menulis balasan surat dari Andra, “Assalamu alaikum Dra, semoga kamu juga sehat dan semangat, trimakasih kamu sudah menyempatkan diri menulis surat untukku, akupun juga belum sempat mengirimkan surat untukmu, sama aku juga sangat sibuk, sehingga belum sempat menulis surat untukmu, inipun aku sudah ditunggu dateline tugas yang harus segera dikumpulkan, namun menurutku, kita konsentrasi dulu dengan kuliah kita, walaupun memang sulit untuk kita, tetap harus kuat dan semangat ya,....”, balasan surat Atna, yang mengungkapkan kerinduan dan kesibukannya, dilipatnya kertas dengan indah dan diambilnya Amplop dan dituliskan nama Andra dan alamat Fakultasnya, kemudian Atna melanjutkan mengerjakan tugasnya yang belum selesai. Surat balasan untuk Andra akan dia kirimkan melalui kantor pos sambil berangkat kuliah besok.

Bersambung....

Jakarta, 160422