Dewi S

Rr Padma Dewi Susilawati, M.Pd., Lahir di Sleman, 16 Juni 1971. Menyelesaikan Pendidikan Dasar dan Menengah di Yogyakarta, Selanjutnya menamatkan D2 dan D3 di I...

Selengkapnya
Navigasi Web
Karir Guru - 3   (TAGUR HARI KE 129)
foto.modis.my.id

Karir Guru - 3 (TAGUR HARI KE 129)

Oleh : Dewi S

Setelah mengikuti Ebtanas, dan berhasil lulus maka Atna mendaftar ke SMPN yang cukup jauh dari rumahnya, kira- kira 4 km. Sebenarnya ada yang lebih dekat namun Atna mau mencari situasi yang baru. Saat itu seleksi masuk SMPN masih menggunakan tes. Atna mendaftar bersama Dua teman SD nya, yaitu Siti dan Sri, Alhamdulillah diterima. Tak pernah diantarkan oleh orangtuanya saat mendaftar maupun tes, mereka bertiga selalu bersama. Bahkan Sri yang satu kampung, setiap hari bersama Atna untuk berangkat sekolah.

Atna ke sekolah menggunakan sepeda jengki. Menggowes dari rumah sampai sekolah, setelah di jalan raya banyak juga pelajar yang menggowe sepeda untuk menuju sekolah, sehingga walaupun masih kecil tetap berani, karena banyak barengan di jalannya. Saat itu masih belum banyak kendaraan bermotor yang berlalu lalang, apalagi mobil masih sangat jarang, sehingga jalan dipenuhi oleh sepeda.

Karena Atna dan Sri tidak satu kelas, maka Sri bilang Atna, “ Atna nanti kalau pulang sekolah lihat kelasku, kalau aku masih didalam tunggu dipintu keluar ya”. “Ok, siip”, jawab Atna. Kebetulan Atna melewati kelasnya Sri bila menuju parkiran sepeda. Sripun bilang,” Kalau aku yang duluan nanti juga aku tunggu dipintu keluar”. Atna menjawab, “ Ya”. Mereka berpisah dari parkiran sepeda menuju kelasnya masing-masing.

Tak berubah seperti di SD, Atnapun masih rajin untuk belajar, hampir sama pelajarannya, hanya ada tambahan pelajaran Bahasa Inggris dan gurunya pun tidak hanya satu, masing-masing mata pelajaran ada gurunya. Atna masih tetap senang dengan Matematika, apalagi gurunya saat ini sangat baik dan mudah dipahami bila memberikan penjelasan, bahkan banyak temannya yang merakan hal itu.

Yang menjadikan atna lebih senang lagi, karena teman SMP nya juga baik dan ramah, sayangnya rumahnya sangat jauh, kalau mau main masih takut nyasar. Namun tak kehabisan cara untuk berkumpul dan berdiskusi dengan temannya, mereka janjian setelah pulang sekolah bila ada tugas yang perlu didiskusikan. Kantin yang bersih dan banyak meja dan kursinya menjadi tempat yang asyik untuk berdiskusi. Kelas Atna banyak juga yang jago Matematika sehingga oleh gurunya dipecah kelompoknya agar bisa membantu rekan yang kurang mengerti Matematika. Atna mendapatkan temannya, Adam, Aris, Risa dan Arista. Adam anak yang bandel dan tak bisa diam saat belajar, namun dengan sabarnya Atna mengajak Adam agar mau belajar lebih serius.

Saat ada tugas Matematika dari gurunya, mereka mulai untuk berdiskusi, “ Dam ayo sini kita bahas soal yang belum kamu mengerti”, kata Atna. Dengan cekikikan Adam menjawab, “Hihihi , ntar ah, males belajar Matematika”. “ Trus yang kamu suka pelajaran apa?” tanya Atna. “Gambar”, jawabnya. “ Oh kalau gitu kamu gambar aja dulu sesuai kemauanmu”, Kata Atna. “ Kok gitu Na”, kata temannya yang lain. “ Sudah gak papa, biarkan dia menggambar dulu apa yang dia mau, kalau dia sudah gambar, baru nanti kita ajak mengerjakan soal yang belum bisa”, kata Atna. “ Kalau dipaksa pasti dia juga gak akan ngerti”, kata Atna. “Okelah kalau begitu”, kata Risa. “ Mari kita lanjutkan membahas soalnya”, kata Arista. Diskusipun berjalan, satu persatu soal bisa diselesaikan, teman Aristapun akhirnya mengerti juga cara mengerjakan kecuali Adam yang masih sibuk menggambar. Kali ini Adam menggambar pemandangan dengan menggunakan pensil, dengan santainya dia menggoreskan pensilnya dibuku tulis Matematikanya. Temannya melihat diam- diam dari belakang, serentak dia berkata, “Wow keren gambarnya Dam”. Adam baru tersadar kalau temannya melihat hasil gambarnya. “Hihihi....” Adam nyengir. Atna baru ingat kalau dia juga sudah ditunggu oleh Sri, Atna bilang ke Adam, “ Dam kamu bawa bukuku ya, trus nanti dirumah disalin dan pelajari cara mengerjakannya, besok kalau gak ngerti tanya aku”. Adam hanya bisa pasrah menurut kata Atna, dia bilang,” Ya deh”. Atna dan teman-temannya terus bubar pulang menuju rumahnya masing-masing. Atna segera menemuai Sri yang telah menunggu lama, mereka beriringan bersepeda menuju rumahnya.

Bersambung

Jakarta, 250322

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Cerita anak remaja. Keren, Bun.

25 Mar
Balas

Trimakasih bunda Erna, salam sehat selalu

26 Mar

Trimakasih bunda Erna, salam sehat selalu

26 Mar

Trimakasih bunda Erna, salam sehat selalu

26 Mar

Mantap ulasannya

25 Mar
Balas

Trimakasih bunda Risma, salam sehat selalu

25 Mar

Luar biasa Bunda penuh inspirasi

26 Mar
Balas

Lanjut Bunda..enak dibaca..sukses selalu dengan Karir Guru.

25 Mar
Balas

Trimakasih bunda Fairuzzah, salam sehat selalu

25 Mar

Trimakasih bunda Fairuzzah, salam sehat selalu

25 Mar

Trimakasih bunda Fairuzzah, salam sehat selalu

25 Mar

Trimakasih bunda Fairuzzah, salam sehat selalu

25 Mar

Ditunggu lanjutannya Bun. Barokallah

25 Mar
Balas

Kisah remaja yang asyik, Bu Dewi. Ditunggu berikutnya. Salam sukses selalu.

25 Mar
Balas

Trimakasih bunda Cicik, salam sehat selalu

26 Mar

Trimakasih bunda Cicik, salam sehat selalu

26 Mar

Trimakasih bunda Cicik, salam sehat selalu

26 Mar

Keren cerpennya bun

25 Mar
Balas

Trimakasih Admin

25 Mar
Balas

Trimakasih Admin

25 Mar
Balas

Trimakasih Admin

25 Mar
Balas

Trimakasih Admin

25 Mar
Balas

Keren Bunda. Salam literasi

25 Mar
Balas

Keren Bunda. Salam literasi

25 Mar
Balas



search

New Post