Karir Guru - 52 (TAGUR HARI KE 184)
Oleh : Dewi S
Hari Minggu yang dinantipun tiba, Alvan sudah berdandan rapi dari pagi, namun masih juga belum berangkat, “Mas Alvan tumben rapi banget sih, dari tadi sudah siap kok belum pergi?” tanya Duta. “”Alvan hanya tersenyum, masih kepagian gak enak mau nyamperin Atna”, kata Alvan jujur. “Oh sudah janjian toh, pantes dari tadi kok sudah rapi”, kata Duta. “Emang mau ke mana mas?” tanya Duta lagi. “Gak Cuma mau main saja kok”, jawab alvan santai.
Setelah melihat jam sudah pukul 09.00 Alvan langsung menyalakan motornya, dan pamitan dengan Duta. “Aku pergi dulu ya”, kata Alvan. “Ok mas, hati-hati ya”, jawab Duta. Demikian pula dengan Atna juga sudah rapi dari pagi, dia hanya duduk saja di teras rumah, sesekali matanya melihat pintu pagar, apakah alvan sudah tiba.
Setelah beberapa kali melihat jamnya, Atna mendengar bunyi motor masuk dipagar rumah omnya, dilihatnya Alvan sudah datang, dengan mengenakan Jaket kulit kesayangannya, Celana panjang jean yang terlihat keren dan mahal, sepatu spot yang terlihat pas dan enak dipandang serta Helm yang menutup rapat kepala dan mukanya. Namun Atna tetap mengenal sosok yang datang tersebut, walaupun tertutup seluruh badn dan mukanya. Alvanpun merapikan motornya di pinggir halaman dan membuka jaket serta helm yang dikenakannya, serta kacamata hitam yang menutupi matanya. Hati Atna seperti kipas yang memutar kencang, seperti mau lepas melihat Alvan yang berjalan mendekatinya. Postur tubuh yang tinggi, berkulit kuning, tampan, disertai jalannya yang gagah. “Duduk dulu mas”, kata Atna. “Iya Na”, jawab Alvan. “Mau minum apa”, kata Atna. “Gak usah, bu likmu ada gak”, kata Alvan. “Ada mas, sebentar aku panggilkan”, kata Atna. Atna langsung masuk untuk mencari bu liknya, kemudian Atna keluar bersama bu liknya. Sambil jalan bu liknya tanya, Mau ke mana Mbak?” tanya bu lik. “Belum tahu bu lik”, jawab Atna. Tak lama mereka sampai di teras rumah, yang di sana sudah ada Alvan yang duduk. “Oh ada tamu to”, kata bu lik Atna. “Apa kabarnya mas?” tanya bulik. “Iya bu lik, baik”, jawab Alvan. “Oh iya bu lik mau ijin ajak Atna keluar, mungkin agak lama”, kata Alvan. “Iya, silahkan, hati-hati di jalan ya”, kata bu lik.
Setelah minta ijin bu lik Atna, Alvan dan Atna berangkat ke taman Mini Indonesia Indah (TMII). “Kita mau ke TMII saja ya”, kata Alvan. “Nanti kita ke anjungan Yogyakarta, kita bisa ngobrol banyak”, kata Alvan lagi. “Iya mas”, jawab Atna. Alvanpun terus menjalankan motornya dan mengarahkan ke TMII. Setelah perjalanan satu jam mereka sampai ke TMII. Alvan langsung membeli tiket masuk beserta parkir motornya. Setelah bertanya kepada petugas Alvan mengarahkan motornya ke Anjungan Yogyakarta, Atna melihat dari kejauhan anjungan tersebut, “Itu mas anjungannya”, kata Atna. Alvanpun memarkirkan motornya di tempat parkir dekat anjungan. Kemudian mereka menuju anjungan dengan berjalan, Alvanpun mulai berani menggandeng tangan Atna. Beberapa saat mereka sudah sampai di Anjungan, kemudian mencari tempat yang tidak banyak orang berlalu lalang. Saking semangatny mereka berdua lupa membawa minum maupun makanan sebagai camilan.
Bersambung....
Jakarta, 190522
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Trimakasih Admin
Trimakasih Admin
Trimakasih Admin