Karir Guru - 7 (TAGUR HARI KE 133)
Oleh : Dewi S
Dengan terus berusaha dan berdoa Atna dan teman-temannya menempuh Ebtanas, sekolah juga mengadakan doa bersama agar semua siswanya bisa mengerjakan soal dengan lancar. Hasil Ujian sekolah sudah keluar, Atna tanya kepada Sri, “ Gimana Sri NEM mu?”, “ Wah pas-pasan Na,” jawab Sri. “ Sepertinya aku gak bakal dapat negeri nih Na”, kata Sri. “ Kita coba saja tetap mendaftar ke SMA yang deket rumah Sri”, kata Atna.
Sri merasa usahanya kurang maksimal, sehingga hasil NEM nya kurang bagus, namun Sri tetap akan mencoba dulu untuk mendaftar SMA Negeri. Setelah di umumkan hasil NEMnya ternyata Atna berada di peringkat tiga, dari seluruh siswa seangkatannya. Dua orang peringkat NEM nya semua laki-laki, satu orang dari kelas Atna yang satunya beda kelas. Peringkat satu diperoleh Handoyo dari kelas lain, sedangkan peringkat duanya Supri. Sejak masukSMP memang Supri ini menjadi saingan Atna, kebetulan Supri selalu satu kelas dengn Atna. Walaupun mereka saingan namun untuk belajar mereka saling bantu.
Atna memilih sekolah SMA negeri yang dekat dengan rumahnya, setelah seleksi Atnapun masuk. Sayang sekali Sri tidak diterima seperti Atna di sekolah negeri, akhirnya Sri melanjutkan ke SMK swasta yang tak jauh juga dari rumahnya.Walaupun tak satu sekolah, namun mereka masih sering bertemu maupun bercanda bersama, apalagi saat hari Minggu atau libur sekolah.
Atna bersama teman SMP nya seperti Handoyo, Bin, Karni, Ruli, diterima di sekolah yang sama. Atan senang bisa mendapatkan sekolah negeri yang dekat dengan rumahnya. Sebagai hadiah Atna masuk SMA negeri, orangtuanya membelikan sepeda motor baru yang bisa digunakan untuk berangkat sekolah. Saat Atna SMA sudah mulai banyak yang menggunakan sepeda motor, walaupun harus berhati-hati karena belum mempunyai SIM( surat ijin mengemudi).
Setelah di SMA bertambah lagi teman yang lebih berkompeten, banyak lagi saingan yang harus Atna alami, namun semua itu tidak menjadikan beban bagi Atna. Seperti air mengalir, semua dijalani dengan baik.
Menginjak usia remaja, Atna mulai mengenal cinta, ada seorang cowok ganteng yang memikat hatinya. Dia berbeda kelas dengannya, “Pingin rasanya segera kenal dengannya”, kata Atna. Ada temannya yang satu kelas dengan cowok tersebut, Asri namanya. Asri teman Atna saat masih SMP, namun beda kelas. Asri berbisik pada Atna, “ Na ada anak cowok teman kelasku yang mau kenalan sama kamu lo”. “ Ha, siapa Asri?”, tanya Atna penasaran. “Itu yang putih , tinggi dan cakep”, kata Asri. “Siapa sih namanya?” tanya Atna. “ Siapa yaaa”, jawab Asri menggoda Atna.
Bersambung
Jakarta, 290322
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Mulai romansa remaja ni hehe....
Cerita yang menarik
Salam literasi salam sehat dan sukses Bunda Dewi. Mantul cerpennya
Luar biasa Bunda. Ulasan yg penuh inspirasi dan mencerahkan
Cerita yang inspiratif, keren Bu Dewi
Hehe...mulai ada romantikanya. Siip,Bu Dewi. Salam sukses selalu.
Trimakasih admin
Trimakasih admin
Trimakasih admin
Trimakasih admin
Mantap tulisannya bunda Dewi, sehat dan sukses selalu