Lipstik

#TantanganGurusiana

#Tantangan hari ke-24

Di era yang serba modern ini, setiap orang berlomba-lomba tampil semaksimal mungkin. Apalagi para kaum hawa, akan memberikan penampilan yang terkeren dan paling sempurna. Dengan mengikuti tren kekinian seputar cara mempercantik diri. Riasan wajah adalah suatu keharusan. Bahkan kaum hawa sangat takut terlihat wajah aslinya. Takut terlihat jelek.

Virus mempercantik diri juga menular di kalangan siswi di sekolah menengah, bisa SMP atau SMA. Mereka yang sudah memasuki usia pubertas, ingin selalu tampil cantik. Bahkan tak jarang mereka lupa, berangkat ke sekolah dengan menggunakan riasan wajah. Hal ini tak jarang pula menimbulkan konflik antara siswa perempuan dan guru perempuan. Bukan karena para ibu guru merasa tersaingi, tetapi lebih kepada etika cara berpenampilan di sekolah.

Tidak ada yang salah jika siswa perempuan berpenampilan menarik serta cantik ketika ke sekolah. Namun perlu diperhatikan batasan wajarnya. Jika sekedar memakai bedak tabur dan pelembab wajah, bisa ditolerir. Toh wajah para siswa tersebut tetap alami tampilannya. Namun, ketika siswa perempuan sudah bergaya seperti yang ada dalam sinetron, ini perlu ditindak tegas. Yang paling sering mereka gunakan adalah lipstik.

Saya adalah guru yang melarang siswa memakai lipstik ketika ke sekolah. Hal ini tentu ada alasannya. Saya ingin siswa saya berpenampilan sederhana. Saya ingin mereka tampil percaya diri tanpa polesan make up apapun. Saya ingin mereka memahami cara berpenampilan yang baik. Bukan karena rasa marah saya melarang mereka. Namun, saya ingin mereka menjadi pribadi yang tangguh dan penuh percaya diri.

Tugas guru jugalah untuk mendidik siswa agar penuh percaya diri. Meskipun terlihat sepele, tapi hal ini perlu pembiasaan. Semoga kita sebagai guru dapat memberi contoh yang baik kepada siswa di sekolah.