#TantanganGurusiana

# Tantangan hari ke-30

Setiap manusia pasti memiliki keinginan. Baik yang bersifat duniawi maupun surgawi. Bisa berupa harta benda maupun terkabulnya sebuah doa. Tak peduli orang tua atau muda, bahkan anak kecil pun memiliki keinginan. Sejak pertama dilahirkan, manusia sudah memiliki keinginan.

Sepuluh tahun lalu, aku memiliki sebuah keinginan. Keinginan seorang perempuan yang masih terbilang muda. Sebuah keinginan yang lahir dari lubuk hati terdalam. Aku ingin umroh. Sesederhana itu, tidak ada yang dipikirkan. Aku dengan status masih single dan memiliki pekerjaan mapan, tentu sebuah hal yang mudah untuk mewujudkannya.

Namun Allah Maha Tahu apa yang terbaik bagi hambaNya. Disaat uang tabungan untuk biaya perjalanan umroh sudah terkumpul, aku tidak memiliki teman yang bisa diajak umroh bersama. Kedua orang tuaku memilih mendaftar haji. Mereka mengajakku untuk mendaftar haji juga, namun ku tolak dengan alasan masih muda. Masih ingin santai menikmati hidup. Betapa sombongnya saya kala itu. Astagfirullahaladzim.

Akhirnya, keinginan untuk umroh hanya tinggal sebuah cerita. Aku mulai disibukkan dengan pekerjaan dan menikah. Tentunya setelah menikah akan bertambah kesibukan mengurus rumah tangga dan hadirnya buah hati. Umroh hanya tinggal sebuah keinginan. Tanpa berani mewujudkannya.

Singkat cerita, sepuluh tahun kemudian, Allah menjawab doa dan keinginanku. Dia tidak hanya mengundangku untuk umroh, tetapi kepergian umrohku bersama suami. Liku-liku hidup yang saya alami bersama tetesan air mata. Ribuan doa terus dipanjatkan, mohon ampun dan terus berusaha menjadi lebih baik. Meskipun ada cerita sedih sebelum keberangkatan, akhirnya kami berangkat ke Tanah Suci memenuhi panggilan Allah. Alhamdulillah, suatu nikmat yang luar biasa. Setelah apa yang ku lewati selama 10 tahun ini, berjuang untuk kehidupan rumah tangga.

Perjalanan ini sebuah perjalanan rindu. Rindu untuk hadir dan bisa sujud di Baitullah. Rindu bertemu Sang Pemilik Jiwa. Perjalanan ini juga wujud sebuah kerinduan saya kepada almarhum ananda tercinta. Sebuah perjalanan yang awalnya saya rencanakan sendiri, kemudian kami rencanakan bertiga, tetapi akhirnya kami lalui berdua. Saya tak henti bersyukur, karena rencana Allah jauh lebih indah dari apapun.