Hantu Tek (?) (13)
Siang ini begitu terik. Aku dan temanku berjalan pulang dalam keheningan. Seharian berpikir membuat kami sudah enggan untuk bercakap-cakap. Setelah melewati pekuburan dengan keranda tepat di sisi pagar masuk dan sedikit membuatku merinding, kami memasuki papringan. Sudah telihat di depan mata, jalanan penuh pohon bambu menjulang tinggi di kiri kanan jalan. Masih dengan saling diam, kami melangkah. Baru beberapa langkah, aku mendengar suara “tek, tek, tek” pada rerimbunan pohon bambu. Ah, paling juga gesekan pohon bambu karena angin. Kulirik temanku biasa aja. Dia malah terdengar bernyanyi lirih.
Sesampainya kami di tengah-tengah papringan yang rimbun dan penuh akar-akar bambu, suara itu terdengar lagi. Seketika aku tak berani memandang arah lain kecuali lurus memandang jalanan papringan yang lebarnya hanya satu meteran. Beberapa meter kemudian, aku melihat punggung bapak di antara papringan di belakang rumahku. Aku merasa lega. Anehnya, temanku yang biasanya tetap lurus melewati papringan, tiba-tiba ikut berbelok menuju belakang rumahku dan pulang melalui jalan utama di depan rumahku.
Aku pun menceritakan bunyi “tek-tek” itu pada Bapak. Bapak mengatakan bahwa suara itu mungkin berasal dari gesekan pohon bambu sehingga aku tidak perlu takut. Akan tetapi, lain kali lebih baik aku lewat jalan utama saja, jangan lewat papringan. Aku hanya mengangguk dan berlalu untuk berganti baju. Ketika aku kembali ke dapur untuk mengambil nasi, tanpa sengaja aku mendengar ibuku bercakap-cakap dengan bapak. “Apa benar Pak, itu tadi hanya suara gesekan?” tanya ibuku. “Entahlah Buk, terkadang orang sini menyebutnya ‘hantu tek’,” “tetapi sudahlah, yang penting anak kita selamat.” Aku melangkah meninggalkan dapur dengan dada sedikit berdegup.
***
Ponorogo, 7 April 2021
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Hadew ada hantu Tek di Papringan. Baarakallaahu fiikum Ibu Dewi Zulin
Banyak pak sebenarnya, hanya beberapa yang saya ingat dari masa 30 tahun yang lalu. Terima kasih Bapak, doa yang sama kagem Panjenengan Bapak.
Papringan yg seram padahal berfungsi sebagai penjernih air...
Karena masa 30 th yang lalu belum seperti masa sekarang Bu Yuniar. Hehe... terima kasih bu, maaf baru balas. Saya baru dari Kediri, ngendangi "papringan".... Sinyalnya kurang mendukung, jadi nggak bisa baca beny langsung. Haha...
Keren pentigrafnya bund. Masih dengan suasana horor. Seyyeemmm... sukses berkah bunda Dewi
Hehe... terima kasih Bunda. Karena sementara hanya masih bisa menulis kejadian nyata. Doa yang sama untuk Bunda Dewi.
Kalau ada hantu tahu tek pasti bau masakannya sedap ya bunda. Sukses membuatku merinding. Sukses untuk karya-karya bunda
Haha... kalau itu penjual tahu thek Bunda Ririn.. Terima kasih dukungan dan kunjungannya Bunda. Doa yang sama untuk Bunda Ririn.