Diah Fakhmawati

an English teacher in a boarding school at Jogjakarta...

Selengkapnya
Navigasi Web
Akibat Dapat Salam dari Bule

Akibat Dapat Salam dari Bule

Suatu siang dua murid menghampiri saya kemudian menyampaikan maksudnya.

"Ustadzah, dapat salam".

"Oh ya? dari siapa?" tanya saya dengan sedikit heran bercampur senang. Nggak biasanya ada orang titip salam apalagi lewat murid klas 7 yang belum lama masuk sekolah.

"Dari bule," ujarnya.

Sambil mengernyitkan alis mata (hilang rasa senang saya sepertinya) karena semakin heran dengan jawaban murid saya tersebut. Saya merasa tidak punya kenalan bule.

"Bule siapa?" tukasku buru-buru.

"Kemarin kita jalan ke Malioboro, trus ketemu dua bule lalu kita nanya-nanya dan ngobrol akhirnya.

Sebagai orang kritis (cieee) nggak mungkin kan cuma bilang "oh" dan "makasih ya" karena saya masih merasa nggak mungkin.

"Trus kenapa dia kirim salam? hubungannya apa sama saya?" selidik saya.

"Dia nggak kenal saya kan? ngapain titip salam?" tanyaku penasaran.

"Ih ustadzah, bukan gitu. Dia bilang salam buat gurumu ya karena dah ngajarin kamu dengan baik. Kamu pinter bahada Inggrisnya, itu ust,"

"Ooh.. oke makasih ya. Salam kembali" dengan senyum lebar ujarku lega. Eh tapi ada yang gak enak rasanya. Loh dia kan baru beberapa bulan jadi murid saya? Masak iya sudah pintar bahasa inggris sampai dapet pujian begitu? Pasti bukan karena saya lah.

Segera berbalik saya kejar mereka berdua.

"eh Sha," panggilku.

"ya ust?"

"Bentar, bukannya kamu baru 5 bulan jadi muridku? Berarti bukan karena aku dong yang bikin kamu pinter?"

"eh gitu ust?" jawab Shasya malu-malu tertawa.

"Kalau gitu itu salam mestinya buat gurumu SD yang udah ngajarin kamu".

"Tapi kan sama saya juga belajar banyak sama ustadzah". Shasya nggak mau kalah.

"Tapi kan dia lebih lama ngajarinnya, berarti lebih banyak kan?" ujarku tidak mau kalah.

"Ah ustadzah bisa aja. Iya deh salamnya buat ustadzah sama guru saya yang dulu".

Itulah sepenggal peristiwa penitipan salam yang sampai sekarang masih saya ingat. Ada beberapa hikmah yang saya ambil dan yang membentuk satu pemikiran baru bahwa seorang guru tidak hanya tampil di depan kelas sekedar memenuhi kewajiban mengajar menyampaikan materi ajar. tetapi ada beberapa hal bisa saya bagi disini.

Yang pertama, bahwa peristiwa tersebut membuka mata saya bahwa siswa saya meski baru masuk SMP yang mungki belajar bahasa inggris maksimal selama 4-6 tahun yang belum pasti secara efektif tapi sudah berani mempraktekan apa yang sudah dia pelajari. Bahkan tanpa diminta atau dipaksa tapi atas inisiatif sendiri. Apalagi dengan orang asing yang bisa jadi orang tersebut juga native speaker. Pengalaman semacam itu tentu saja akan menambah kepercayaan diri si anak dan tentu saja semakin menambah kefasihan berbahasa inggris dia karena semakin sering digunakan akan semakin trampil dalam meggunakan ungkapan-ungkapan atau kosa kata yang dia gunakan.

Kedua, atensi dari bule tersebut juga telah membuat anak tersebut bangga dengan pengalaman dia dan juga bisa berbagi kesenangan dengan gurunya bahwa dia telah menunjukkan kemampuan dan hasil belajarnya kepada gurunya. Sang guru pun juga senang melihat anak didiknya berhasil menunjukkan kemampuannya jepada orang lain. Diluar inisiatif sang anak tersebut, peristiwa itu juga sudah memberi nilai positif terhadap wisatawan asing yang tentu saja adalah tamu bangsa kita. Ini menunjukkan budaya keramahan bangsa Indonesia yang dijaga oleh si anak sebagai generasi bangsa.

Yang ketiga, peristiwa tersebut membuat saya sebagai guru bahasa asing, mulai tumbuh semangat untuk mendorong siswi-siswi saya berani mempraktekan kemampuan mereka meskipun sedikit di luar kelas. Saya sering bercerita bagaimana siswa sekolah lain atau kakak kelas mereka yang ikut komunitas korespondensi dengan siswa sekolah dari luar negeri. Selain itu juga tumbuh semangat yang mendorong saya untuk memberikan ilmu dan kesempatan untuk mereka melatih ketrampilan mereka. Saya juga mulai banyak belajar berbagai metode mengajar supaya bisa memudahkan mereka menguasai kompetensi dan trampil berbahasa.

Demikian peristiwa kecil dan remeh dimana orang bule menitip salam kepada seorang guru bahasa telah banyak membawa perubahan pada paradigma seorang guru dalam menjalankan profesinya.

Semoga banyak manfaat yang bisa diambil pembaca dari pengalaman tersebut.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap, sista ....

03 Sep
Balas

Mau dah belajar sm ustadzah

03 Sep
Balas

Biar semantab bu nining :)

03 Sep
Balas



search

New Post