Filosofi Layang-layang
Filosofi Layang-layang
Oleh : Diah Umiati Nasution, S.Pd.
Pernah melihat seseorang bermain layang-layang? Pasti pernah bukan, dan sudah pasti tidak asing lagi bagi kita. Ketika bermain layang layang, waktu dan tempat tidak boleh sembarangan. Harus di tempat yang lapang, harus ada angin, benangnya harus kuat, tenaga juga harus fit dan masih banyak lagi pertimbangan lainnya. Ketika layang-layang akan terbang, maka kita harus pandai menarik dan mengulurkan benang. Ketika angin yang berhembus sangat kencang, maka harus semakin keras usaha kita agar benang tidak putus, ketika tantangan itu dapat terlewati, maka layang-layang dengan gagahnya melayang diangkasa, kita pun dengan bangga dan senyum kemenangan mengendalikannya dari bawah. Kisah layang layang tadi ibarat kehidupan yang kita jalani. Setiap perjuangan harus melalui cobaan dan rintangan, baik dari faktor keluarga, lingkungan, masyarakat bahkan dari diri kita pribadi. Hasil yang kita capai hari ini tidak serta merta datang begitu saja, namun merupakan ikhtiar, do’a, dan dukungan dari orang-orang yang di sekeliling kita. Pepatah mengatakan semakin tinggi pohon, maka semakin kencang angin yang menerpa. Begitu juga kehidupan yang kita jalani. Di saat posisi semakin menanjak, akan semakin banyak cobaan dan ujian silih berganti. Pada saat inilah diperlukan perjuangan agar benang itu tak putus. Hal ini merupakan cara Allah Swt, Sang Maha Pengasih menguji keimanan dan ketaqwaan kita hambaNya. Tetap lah berfikir positif, tetap istiqomah, yakin dan percaya bahwa Allah SWT tetap menyayangi kita. Hingga akan tiba saat nya kita seperti layang-layang yang melayang gagah di angkasa.
Wahai diriku..bersabarlah
Yakinlah Sang Maha Penyayang tetap bersamau
Dia Sang Maha Tahu segala sesuatunya
Mengapa kau harus bersedih
Wahai diriku..istiqomahlah
Kau tak perlu mengharapkan penghargaan di dunia
Karena itu hanya semu semata
Penghargaan dari langit, itu yang lebih utama
Wahai diriku..Ingatlah
Kau tak perlu menjelaskan siapa dirimu
Karena yang menyayangimu tak membutuhkan hal itu
Wahai diriku..Sekali lagi ingat
Kau tak perlu menjelaskan siapa dirimu
Karena orang yang membencimu
Pasti tak percaya hal itu
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar