Dian Afmiza

Seorang guru di Kota Batusangkar, Sumatera Barat. Dulu pengajar Bahasa Inggris, sekarang guru kelas di SD....

Selengkapnya
Navigasi Web

Merdeka Memodifikasi Proses dan Hasil dalam Konsep Merdeka Belajar

Oleh: Dian Afmiza

Guru SDN 07 Baringin, Batusangkar

Menteri Pendidikan Indonesia, Bapak Nadiem Anwar Makarim, membuat gebrakan baru dalam dunia pendidikan Indonesia. Beliau mengusung sebuah konsep belajar baru. Konsep ini mendobrak konsep belajar lama yang terfokus pada penghafalan materi pelajaran. Konsep lama diganti dengan sebuah konsep aktual dengan nama “Merdeka Belajar”.

Konsep Merdeka Belajar secara resmi diluncurkan dalam Rapat Koordinasi Kepala Dinas Pendidikan seluruh Indonesia di Jakarta, 11 Desember 2019. Dalam rapat tersebut, dijelaskan empat pokok kebijakan pendidikan Merdeka Belajar. Keempat pokok kebijakan tersebut adalah: USBN dilakukan oleh sekolah masing-masing, selain penilaian pilihan ganda, penilaian melalui penulisan essay dan pengumpulan portofolio juga dilakukan; UN dilakukan di tengah jenjang sekolah dan penilaiannya hanya untuk dua kompetensi yaitu literasi dan numerasi; RPP dipersingkat menjadi satu halaman; dan PPDB zonasi dilakukan dengan fleksibel.

Untuk aplikasi di dalam kelas, saya menerjamahkan dengan melihat pada penilaian akhir USBN dan UN yang diinginkan dalam kebijakan ini. Selain test pilihan ganda, penilaian terhadap siswa juga dilakukan dalam bentuk menulis essay, mengumpulkan portofolio serta tes kemampuan literasi dan numerasi.

Pembelajaran saya mulai dengan menulis “RPP satu halaman”. Kali ini pembelajarannya adalah SBDP untuk siswa kelas 3 SD. Siswa diminta membuat kincir angin dari kertas origami setelah dua minggu terakhir membahas tentang energi alternatif. Pada pertemuan sebelumnya siswa sudah diminta untuk membawa peralatan dan bahan yang dibutuhkan.

Setelah melakukan apersepsi, saya meminta siswa untuk membaca dan memahami sendiri langkah kerja pembuatan kincir angin yang tertulis pada buku mereka. Kebanyakan siswa langsung bekerja setelah membaca satu langkah kerja. Semua siswa tampak serius. Ada siswa yang mengandalkan kemampuan awal mereka yang pernah membuat kincir angin sebelumnya, tetapi tampaknya mereka tidak berhasil. Saya pun kembali menegaskan kepada siswa untuk membaca lagi dengan benar langkah-langkah kerjanya.

Seorang siswi tampak menyelesaikan kincirnya lebih dulu dari teman-teman sekelas. Raut puas terpancar di wajahnya. Sayapun senang dan memintanya untuk mencek apakah kincir itu berhasil berputar atau tidak. Siswi ini saya minta berlari kecil membawa kincir tersebut di halaman sekolah. Namun wajahnya tampak tak begitu senang saat kembali ke dalam kelas. Rupanya kincir buatannya tidak berputar saat dibawa berlari. Saya meminta dia mencari tahu sendiri mengapa kincirnya tidak bisa berputar. Diapun kembali bekerja dan memilih untuk membuat satu lagi kincir yang baru.

Beberapa siswa lain pun tampak menyelesaikan kincir pertama mereka. Semua siswa diminta untuk berlari membawa kincir tersebut, mencek apakah kincir berputar atau tidak. Beberapa siswa tampak sukses dan yang lainnya tidak. Mereka semua diminta kembali membuat kincir yang kedua. Siswa yang tadinya berhasil pada kincir pertama tampak ada yang gagal di kincir kedua. Semua siswa saya minta mencari tahu kenapa ada kincir yang berputar dan yang tidak berputar setelah terpapar angin. Mereka mencari tahu sendiri dan berusaha keras agar kincir-kincir mereka berputar saat terkena angin.

Sebelum pelajaran berakhir tampak semua kincir sudah bisa berputar. Penyebabnya adalah siswa akhirnya menemukan sendiri kuncinya bahwa kincir tidak bisa berputar kalau sumbunya disatukan dengan terlalu ketat. Mereka berbagi informasi ini satu sama lainnya.

Diakhir pelajaran saya meminta siswa menuliskan pengalaman membuat kincir angin tersebut. Mereka harus menceritakan mulai dari bahan, sampai pengalaman mereka saat kincir berputar atau tidak dan alasan mengapa kincir angin kertas tidak dapat berputar walaupun sudah terpapar angin.

Dalam pembelajaran ini tergambar bahwa; ada latihan kemampuan literasi saat memahami teks langkah kerja, ada kemampuan numerasi saat menggunakan mistar dalam mengukur kertas serta diakhir pembelajaran ada latihan menulis sebuah essay. Guru merdeka memodifikasi pembelajarannya, siswa merdeka melakukan ide-ide yang mereka punya. Inilah gambaran Merdeka Belajar di kelas saya.

Penulis: Dian Afmiza, S.Pd. Lahir di Bukittinggi, 19 April 1979. Penulis adalah guru di SDN 07 Baringin, Batusangkar. Penulis dapat dihubungi melalui email: [email protected] atau WA ke 081363440832.

Batusangkar, 10 Maret 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Keren Bund terkait pemahaman merdeka belajar. Sukses selalu dan barakallahu fiik

11 Mar
Balas

Masyaallah, terimakasih bunda vivi... Kami masih dlm proses memahami merdeka belajar bunda... Barokallahu fiik..

11 Mar

Betapa swnangnya anak belajar spt itu yo ni....proses spt ini yg seharusnya ada disekolah2 kita,belajar dr pengalaman,hebat uni

12 Mar
Balas

Terimakasih Ola... Mau upload foto tp ndk bisa... Barokallahu fiik Ola

12 Mar

Waah, itu resensi buku ya bu..boleh juga tuh...tapi jika administrasi masih se abreg gitu, artinya belum merdeka belajar bu..he..he..salam hormat

12 Mar
Balas

Resensi buku yg saya tau kl kita mengulas sebuah buku. Tulisan saya diatas saya tulis setelah berulang nonton pidato mas mentri di youtube kemendikbud. Lalu saya coba pahami n aplikasikan dkls saya sesuai pemahaman saya. Saya kurang paham maksud p eko ttg resensi disini, hehe.. Maaf atas keterbatasan ilmu saya pak... Iya pak, jika adm msh bnyk msh blm merdeka ya pak. Tp yg saya pki sekarang rrp sdh 1,5 lembar, plg bnyk 2lbr pak. Hehee... Tp jujur saya suka dg mas mentri ini... Salam lbh hormat utk p eko, senior banget ini...

14 Mar



search

New Post