DIANA INDAH PALUPI

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Aku Cemburu

Jadwal di suatu sekolah setiap pagi adalah mengaji, biasanya tiap anak akan bergiliran menghadap ke guru masing-masing sambil membawa buku IQROnya. Dengan sabar mereka menanti giliran untuk bisa membacakan tulisan-tulisan arab tersebut. Beberapa anak yang sudah selesai giliran biasanya akan segera lari menuju mainan yang ada di halaman sekolah atau sekedar bercengkerama dengan kawan-kawannya di sudut main yang ada didalam kelas.

Sampai di suatu pagi, ketika semuanya berjalan dengan lancar tiba-tiba terdengar suara tangisan yang keras. dari seorang anak. Salah seorang guru segera menyudahi kegiatan mengaji dan menghampiri anak tersebut dan beberapa anak yang ada di dekat anak yang menangis.

“Kenapa Via kok tiba-tiba menangis? Ada yang sakit nak ?” Tanya guru tersebut

Via masih tak bergeming dan meneruskan tangisannya.

“Alam, Dita kalian tau kenapa Via tiba-tiba menangis?” Tanya guru itu kembali ke dua orang anak yang sedari tadi ikut bermain boneka jari bersama Via.

“Masak aku Cuma bilang I Love You aja ke Alam dia malah nangis bunda…” jawab Ditha dengan wajah sedikit takut dan binggung.

“Iya bunda..tadi kami main-main aja. Kami main pura-pura jadi mama papa..” jelas Alam sambil memperlihatkan mainan jari yang berbentuk orang.

“Via ga suka bunda kalau Dita bilang I love you sama Alam, Via cemburu” kata Via sambil terisak.

“Astaqfirullah…apa yang terjadi dengan pembicaraan anak-anak usia 5 tahun ini, siapa yang mereka contoh?” batin guru tersebut sambil berpikir keras.

Setelah jam pembelajaran selesai, seperti biasa para guru berkumpul untuk evaluasi kegiatan harian. Dan salah satu topik pembicaraan adalah mengenai kejadian pagi itu yang sudah tercatat dalam lembar anekdot guru. Buku catatan anekdot memuat kejadian- kejadian yang muncul diluar kebiasaan anak.Setelah mengumpulkan informasi mengenai riwayat keseharian anak yang didapat dari data anak disebutkan bahwa orang tua anak tersebut sudah bercerai.

Menurut ibunya, dalam kesehariannya apabila si ibu bekerja maka anak anak tersebut dititipkan pada kerabat yang memiliki usaha warung makan. Ragam orang yang datang ke warung tersebut serta tontonan televisi yang tidak terkontrol menjadi penyebab anak mendapat bahasa-bahasa orang dewasa tanpa memahami makna utuhnya.

Tentu, perceraian merupakan hal yang sangat dihindari. Namun terkadang keputusan berat ini haruslah diambil terkait dengan kondisi yang terjadi. Anak adalah pihak pertama yang akan terdampak langsung dengan perceraian. Dampak perceraian yang biasanya langsung terlihat adalah perubahan dalam aspek sosial dan emosional anak. Layaknya orang dewasa, anak juga mampu merasakan perasaan-perasaan negatif seperti sedih, marah, kecewa, malu, bingung dan takut.

Melihat dampaknya yang demikian komplek ditambah rendahnya keterlibatan orang tua dalam mendidik anak, lagi-lagi guru dituntut untuk lebih peka dan dapat memberikan pendampingan dan penguatan yang tepat. Guru adalah mitra pendidikan dan sebagai pengganti pengasuhan selama di sekolah. Dengan keterbukaan dan kerjasama yang baik antara guru dan orang tua diharapkan dapat menyelamatkan jiwa anak.

Batam, 30 April 2017

Penulis adalah Peserta Bimtek Literasi Penulisan Buku Tahun 2017

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post