Lolos PembaTIK level 4, berbesar diri atau berbenah diri?
#Tantangan Menulis Gurusiana Ke-1
Pagi ini seperti rutinitas biasa, aku melangkahkan kaki menuju sekolah yang dipastikan hanya ada aku dan rekan guru lainnya. Ya, sudah beberapa bulan kami hanya menjadi guru tanpa siswa. Namun, pagi ada yang berbeda ketika aku mendapatkan notifikasi di salah satu grup telegram. Kabar yang ditunggu pun tiba. Sebenarnya aku tidak terlalu bersemangat karena merasa belum layak lulus seleksi. Namun aku mencoba untuk melihatnya.
Mataku terpana namun detak jantungku biasa saja. Hanya ada rasa kelegaan dibalik semua rasa gembira. Bahwa ketika aku merasa belum layak, Allah memberikan aku kesempatan untuk bisa mendapatkan ilmu dan pengalaman yang lebih. Bersyukur tentu saja namun jujur aku merasa kecil dan ciut. Alih-alih aku bangga menjadi peserta PembaTIK level 4 yang akan memperebutkan gelar Duta Rumah Belajar, aku justru merasa kecil dan tidak ada apa-apa.
Perasaan kecil dan ilmu masih sedikit ketika aku bergabung dalam grup WhatsApp. Kuteliti semua mereka adalah guru berprestasi dengan berbagai karya yang benar-benar luar biasa. Disinilah rasa ciutku berubah menjadi rasa kegembiraan dan penambah rasa syukur bahwa aku sangat beruntung bisa bergabung dan menjadi bagian dari guru-guru hebat ini. Mereka membuat semangatku menjadi berkobar bahwa aku harus belajar lebih giat untuk menjadi lebih bermanfaat.
Dan ternyata tidak sampai disitu kejutan yang aku dapatkan dari PembaTIK level 4 ini. Setelah tiga hari berdiskusi dengan mereka melalui grup dan mendapat materi kuliah umum dengan narasumber inspiratif aku mengalami lonjakan energi berjuta Volt rasanya. Jujur belakang aku mengalami writer’s block sejak terakhir kali gagal mengikuti tantangan menulis. Malam itu tiba-tiba aku mual dan sedikit demam yang mengakibatkan aku terlelap tanpa sadar. Dan keesokan harinya terbangun dengan kehebohan ketika sadar belum mengupload cerita. Alhasil aku harus mengulang dari awal. Namun aku memilih untuk vakum.
Jika ditanya kenapa mentalku seperti mental kerupuk yang masuk angin. Aku sulit menjawab. Namun itu yang terjadi hingga beberapa bulan lamanya. Aku malah jadi sibuk membaca novel romance di aplikasi novel dibanding menulis atau membuat konten yang bermanfaat. Namun sekali lagi aku tercerahkan oleh PembaTIK ini. Bagaimana tidak, aku langsung menguninstall aplikasi novel tersebut dan bertekad memulai menulis setelah selesai kuliah umum dari novelis best seller Asma Nadia. Aku kayak merasa kembali ke duniaku sesungguhnya.
Sungguh lulus di PembaTIK level 4 ini membuatku menjadi berbenah diri untuk meliat setiap kekuranganku untuk meningkatkanya bersama orang-orang hebat. Aku cukup belajar dan berusaha menjadi lebih baik. Karena bukan gelar yang menjadi tujuan agar kita menjadi berbesar diri namun kebermanfaatannyalah agar kita terus berbenah diri.
Dan sekali lagi Aku begitu tercerahkan saat ini. Sangat-sangat cerah dalam artian pikiran dan ide-ide untuk membuat suatu perubahan dan gebrakan. Karena kalau kulit mungkin tidak berpengaruh sama sekali. Aku tetaplah aku yang dulu yang jauh dari kata cerah.
Sansevieria zeylanica, 16 September 2020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar