ROMANSA 2008 Bingung (Part 1)
#TantanganMenulisGurusiana Ke-24
“Ta….” Ucap seseorang seberang escalator.
Terlihat seorang gadis cantik bersama pria seumuran yang cukup Pelita kenali sedang berjalan kearahnya.
“Eh Sinta.” Ucap Pelita sedikit kikuk. Pelita memang sudah menduga jika dia akan sering berjumpa dengan teman-teman di tempat yang memang menjadi tujuan orang untuk menghabiskan waktunya.
“Udah mau pulang?” Ucapnya Sinta dengan penuh selidik. Dia menatap Pelita yang memakai baju hitam putih yang menyandang tas dan memegang tas makanan.
“Iya Sinta. Aku kerja disana.” Pelita menunjukkan ke arah toko tempat dia bekerja. “Kalau sempat mampir lah kesana. Aku duluan ya.” Pelita mengakhiri pembicaraan mereka.
“Bye. Sampai jumpa.” Ucap Sinta. Sebenarnya dia masih penasaran namun waktu sangat tidak memungkinkan.
***
Tidak terasa sudah seminggu Pelita bekerja di toko itu. Meski awalnya merasa berat akhirnya dia mulai terbiasa. Namun, hari ini Pelita mulai gelisah. Karena shift malam membuat dia berpikir keras bagaimana nantinya dia akan pulang ke rumah. Sedangkan dirumah tidak memiliki kendaraan untuk menjemputnya. Sudah dua hari ini dia meminta sepupunya untuk menjemputnya, namun hari ini dia tidak bisa. Meski gelisah, Pelita berusaha menutupinya.
“Ayo pulang.” Ucap Irma
“Iya. Duluan saja.” ucap Pelita yang memang bingung akan kemana. Karena jam segini tidak aka nada angkutan umum yang beroperasi selain taksi. Namun Pelita tidak memiliki uang yang cukup untuk membayar taksi.
“Aku harus bagaimana ya?” Gumamnya sambil duduk selonjoran di teras mall. Keadaan mall sudah terlihat sepi. Tiba-tiba saja Pelita teringat percakapannya beberapa hari yang lalu dengan Siska.
Tok.tok.tok
Ceklek!
“cari siapa?” Seorang wanita dengan menggunakan kaos oblong dan celana pendek di atas lutut membuka pintu.
“Ini kosnya kak Siska?” Ucap Pelita dengan ragu. Tampak rasa lelah yang terlihat jelas dari wajahnya.
“Oh iya benar. Siska, ada yang cari.” Ucapnya.
“Siapa?” ucap Siska. Dia tampak berjalan menuju pintu kos dengan kaos oblong dan celana pendek di atas lutut juga.”Pelita?” Siska tampak kaget.
“Iya Kak.”
“Ayo masuk dulu.” Siska dengan ramah mempersilahkan. Lalu mengambil toples berisi snack dan segelas air. “Seadanya ya dek.”
“Iya kak. Gak usah repot-repot.”
“Kenapa malam-malam tiba ingin kesini ta? Gak pulang?” Tanya Siska.
“Boleh Pelita menginap disini?” Ucap Pelita lirih dengan tatapan memelas.
“Boleh dek. Tapi keadaan seperti ini.” Siska memutar tubuhnya untuk menunjuk kondisi kosnya.
“Gak papa kak.”
“Ya Udah istirahat yuk.” Siska mengajak Pelita untuk masuk ke kamar setelah menghabis minum dan menyipi snack.
Pelita merebahkan tubuh dan bernafas lega, setidaknya dia ada tempat menginap malam ini. Dia teringat betapa lelah dan putus asanya tadi ketika berjalan tanpa tujuan. Bahkan matanya sudah berkaca-kaca dan nyaris menangis.
Sansevieria zeylanica, 29 Juli 2020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar