Dian Ariani

Guru SMAN 4 Senayang Kab. Lingga Provinsi Kepulauan Riau. Mengajar di Kepri sejak 2017 hingga saat ini. Berasal dari Pekanbaru. "Tinggalkan rekam Jejak m...

Selengkapnya
Navigasi Web
ROMANSA 2008 -Empat Serangkai

ROMANSA 2008 -Empat Serangkai

#TantanganMenulisGurusiana Ke-4

“Huftt, sama laki-laki saja ditanya langsung ramah.” Gumam Pelita. Tampaknya dia masih kesal dengan mahasiswi yang bersikap acuh padanya. Dia hanya mendengus kesal dan menyatakan tekadnya bahwa suatu saat mahasiswi itu pasti akan membutuhkan dirinya.

“Dikelas kita ada berapa orang cowoknya?” Tanya Pelita. Entah mengapa dia tiba-tiba tertarik dengan pembahasan ini. “Ko?”

“Iya Ta. Tadi nanya apa?”

“Hmmm, kayaknya semua orang lagi pada panen kacang nih.” Sungut Pelita.

“Maaf…maaf. Lagi serius nih cerita sama Dani. Jadi tadi tanya apa?”

“Di kelas berapa orang cowoknya?”

“Oh tanya itu. Kayaknya Cuma berempat deh. Kenapa tanya cowok? Lagi cari target ya?” Riko cengar-cengir menggoda Pelita.

“Nggak tuh. Aku cuma penasaran aja. Habis semua rata-rata cewek. Kalian hampir gak terlihat. Udah kayak perjaka di sarang penyamun wanita. Hahaha.”

“Kirain kan. Tuh dua orang lagi teman cowok kita.”

“Kita?” Pelita melotot kearah Riko. “Kalian aja kali. Aku mah nggak.”

“Hahaha. Iya iya.”

“Eh, yang itu lumayan juga. Manis. Hihihi.” Ucap Pelita cekikikan.

“Yang kemeja kotak-kotak itu?” ucap Dani dengan senyum nakal.

Plak. Pelita memukul bahu Danu dengan gemas.

“Bukan yang itu tau. Itu mah masih anak-anak wajahnya. Mana ada manis begituan. Yang itu mah kopi gak ada manisnya. Hahaha.”

“Kalau sama yang agak bening cepet liatnya. Emang lah.” Saut Riko.

“Ya namanya mata orang yang masih sehat loh Ko.” Saut pelita. “Kenapa aku jadi cepat akrab sama mereka ya. Padahal baru kenal beberapa jam yang lalu.” Batin Pelita.

“Hai, boleh duduk disini?” terlihat mahasiswa bertubuh pendek dan kulit sawo matang mendekat dengan membawa serta kursinya.

“Boleh. Duduk disini aja bro.” Ucap Riko ramah. Dan akhirnya pria itu pun duduk di sebelah Pelita.

“Kenapa jadi si kopi yang duduk disini ya. Kalau si manis itu kan lumayan juga.” Batin Pelita.

“Hai kenalkan aku Rangga.”

“Aku Danu.”

“Aku Riko.”

“Yang ini siapa?” Rangga menunjuk ke arah Pelita yang sekarang sedang memperhatikan ke depan.

“Ta, ditanyain tu.” Ucap Riko

“Ha?” seketika Pelita sadar jika sedang di ajak bicara.

“Sekarang penjual kacangnya sudah ganti. Gak laki-laki lagi. Udah diganti sama perempuan.” Saut Riko

“Iya deh yang udah gak jualan kacang. Aku lagi fokus loh. Ada apa?”

“Ini nih ada yang mau kenalan.” Jawab Riko sambil mengalihkan pandangannya kearah Rangga.

“Oh si kopi toh mau kenalan.” Batin Pelita.

“Kenalkan aku Rangga.”

“Pelita.”

“Hai kenalin donk aku Irwan.” Tiba-tiba pemuda yang dibicarakan Pelita, Riko dan Dani sudah duduk dibelakang Pelita.

“Eh,kok udah ada disitu aja ya? Kapan datangnya?” batin Pelita.

“Iya bro. Aku Dani.”

“Aku Riko.”

“Aku Pelita.” Ucap Pelita sedikit kikuk. “Kenapa aku jadi dikelilingi oleh empat serangkai gini ya? Kok jadi gak enak perasaan ini?”

Bersambung!

Sansevieria zeylanica, 19 September 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post