Rindu Tak Bertuan
Apakah kau masih merawat rindu dari kisah-kisah masa lalu dan terpasung oleh cinta yang dulu? Hingga aku tampak seperti bayang-bayang semu di matamu. Tidakkah kau pahami bahwa aku seumpama angin yang menderu namun hanya mampu memeluk sepi nan rapuh.
Pernahkah kau harapkan aku seperti harap sajak pada diksi dan rima yang membuatnya menjadi bermakna? Jika hatimu peka, kau akan sadari bahwa kini sajak-sajakku bercerita tentang sedih dan luka. Seakan-akan patah hati karena cinta.
Kukira rindu seumpama mata pisau. Aku terbiasa dengan ujung tajamnya. Sewaktu-waktu siap merajah dan menggoreskan luka. Lantas, kau sisakan getirnya saja untuk kutelan dengan nestapa.
Kelak, kau akan percaya setelah waktu memberi jeda untuk menyimpan semua kenangan dalam kotak usang. Bahwa hanya ada rindu tak bertuan setelah malam-malam menjadi piatu. Rindu yang tak mampu diusir dari ingatan. Dan kita tenggelam dalam kesepian.
~lembayungmerahsenja
Photo Credit : Nisna's Ig
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Adakah sajakmu yang tak sendu?. Bukan bercerita tentang sedih dan luka lalu? Tapi mengukir harapan di rindu yang biru. HIngga memberi warna tidak kelabu
Haha. Ada ga ya. Bisa dicoba nanti.
Rindu kisah masa lalu, sering menjadi pijar saat bersua, Bu. Hehehe
Jangan keseringan rindu masa lalunya ya Pak. Haha.