"Sudah ada yang nawar Pa, kamu mau jual endaaaa? Lumayan bisa untuk beli kebutuhan dapur dan sekolah anak anak," kata Nailah pada Emir suaminya. Tapi suaminya hanya diam saja saja, sambil terus mengotak atik onderdil sepeda motor C70 itu.

"Kemarin Haji Mulyono sudah nawar 12 juta, kamu kasih tidak Pa. Sayang sudah segitu harganya." Nailah melirik suaminya, tapi nyatanya laki-laki itu tak bergeming dengan kata-kata persuasifnya. "Teman-teman pak haji juga pada nawar juga. Katanya unik dan masih bagus. Yang penting motor itu 'sehat' kata mereka!"

Emir masih saja diam. Diambilnya kanebo yang kering dan dibasahi dengan sedikit air mineral merk ternama untuk membersihkan sepeda motor kesayangannya. Di usap lalu di lap dengan penuh perasaan. Rasa sayangnya sungguh luar biasa pada motornya itu. Tapi istrinya malah menyuruh untuk menjualnya.

Mauku bukan maumu!" Emir bertekad harus berjuang mempertahankan baby kesayangannya walau terjadi perang baratayudha di dalam rumah karena berhadapan langsung dengan sang istri. "Huh, cemburu kok dengan sepeda motor," batin Emir. Bukan levelku, sambil menghisap sigaret sambil tidur di samping jaguar C70 kuno miliknya. Terbayang sudah jika suatu saat ia lengah, istrinya akan membawa motor bututnya dan dijual untuk beli daster. Sungguh tak rela.