Berangkatlah Bu Suti dengan kelompok yasinannya, yaitu Yu Padmi, Mbak Darmi, Yu Likah, Lek Min, Yu Mi, dan Yu Karti. Ditambah pemandu wisata yang sudah lama keluar masuk Taman Safari, Yu Zainab. Bu Suti yang notabene jadi donatur alias bos yang mentraktir rombongan duduk di samping pak sopir. Tak lupa mereka membawa bekal makan, minum, camilan (pisang rebus, ketela rebus, dan opak gadung), serta obat-obatan. 

Perjalanan telah sampai di Kota Malang. Sejak dari Blitar hingga Kota Malang para ibu asyik mengobrol. Mulai dari topik yasinan, kesuksesan anak masing-masing, hingga investasi bodong yang belakangan ini merebak promosinya di kelompok-kelompok pengajian. Tiba-tiba Mbak Darmi terdiam spontan, wajahnya pucat pasi dan keringat bercucuran sambil menghela napas panjang. 

"Mbak Darmi, ngopo Mbak? Kok pucat wajahmu? Mau mabuk ya?" tanya Bu Suti. 

Mbak Darmi tidak berani menjawab saking gelisah, sepatah kata saja terucap ia bisa saja muntah di tempat. Akhirnya Yu Padmi yang duduk di sampingnya mengambilkan kantong kresek hitam serta minyak kayu putih, lalu memberikannya pada Mbak Darmi. 

"Sudah Mbak gak usah ngomong apa-apa. Sampeyan diam, perut dan punggung diolesin minyak dulu. " ujar Yu Padmi. 

Mbak Darmi cuma mengangguk dan tiba-tiba muntahan keluar dari mulutnya. Seisi mobil terkejut kemudian meminta sopir untuk berhenti sesaat, kebetulan sampai di sawah-sawah. Mbak Darmi terlihat lega meski harus muntah berkali-kali. Usai meneguk segelas teh hangat dari termos mini, Mbak Darmi masuk kembali ke dalam mobil dan melanjutkan perjalanan ke Taman Safari. 

(bersambung)